2010/02/23

The Unseens Chapter 5 (Nine, the Reborn)

by Radheya Anggun Feldhit Apa yang…

“HUWAAAAA!!! APA YANG TERJADI DENGAN DIRIKU?! Wajah ini…, rambut berwarna perak yang setengah bagian depannya menutupi mata kiriku ini, serta matanya yg tajam dan berwarna merah… *mencoba mengangkat rambut bagian depan yang menutupi mata sebelah kiri* DAN BAHKAN PUPIL MATA KIRIKU BERBEDA DENGAN YANG KANAN!!! Pupil mata kiri yang berbentuk garis seperti pupil kucing dan warna mata yang berwarna perak mengkilap. I… INI WAJAH SIAPA?! ALICE!!! ALICE!!! ALICE!!!” teriak aq histeris memanggil-manggil Alice.

Alice kemudian datang dari pintu masuk kamar mandi dengan ekspresi datar dan dingin lalu berkata sambil menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya, “berisik ih! Apa?!”.

Dengan wajah sedih dan kebingungan aku menjawab “aliiiiceee… apa yang telah terjadi dengan diriku?... hikz… ini wajah siapa?... kau telah melakukan operasi plastik kepadaku yah… ternyata… selain echi kau ini psycho bgt ya… aliiiceee… kemanakan wajahku yang dulu… hikz… ayo kembalikan ih!...”.

“apaan sih?! Tidak sopan! Itu adalah…” jwb Alice yg omongannya dipotong oleh kata-kata dari seorang laki-laki dari arah luar kamar mandi, “oooiii, Rein, Alice, kalian dimana?”.

Aq dan Alice kemudian keluar dari kamar mandi, dan kami mendapati Lynx sudah berdiri d dekat pintu masak kamar tidur aq dan Alice berada sambil membawa bungkusan makanan cepat saji. Smbil sedikit terkejut Lynx berbicara dengan nada menyindir, “wooooww… tidak kusangka… baru saja ktinggal sebentar kalian sudah kupergoki berduaan d kamar mandi, fantastis! Pertahankan terus!”.

“arara… aq sudah susah dgn satu cwo bodoh, nih malah datang satu lagi cwo konyol” respon Alice pesimis sambil menghembus napas.

“Waw Rein… penampilanmu sekarang tidak terlalu buruk dibandingkan yang dulu” ucap Lynx.

“Benarkah?” Tanyaku untuk lebih yakin.
Eh tunggu dulu, jika Lynx berkata seperti itu padaku…
Apakah itu artinya Lynx bisa melihatku dan mendengarku kembali?...
“kau… kau bisa melihatku lagi, Lynx?” tanyaku bingung.

“tentu saja bodoh, aku bisa melihat dan mendengarmu dengan cukup jelas. Karena kau sekarang telah menjadi Valkyrie, Rein. Seorang Soul Collector” jawab Lynx dengan sedikit senyuman.

“val... val apa?”tanyaku bingung.

“Valkyrie, sebutan bagi Innocent yang telah melakukan kontrak dengan Balancer”jwb Alice yg memotong pembicaraanku dgn Lynx.
“oh ya, dan mengenai tubuhmu itu. Itu adalah tubuh barumu karena kontrak yang telah kita adakan kemarin. Itu bukan tubuh milik siapa-siapa. Itu tubuh milikmu. Tubuh Valkyrie mu. Mulai saat ini dengan tubuh Valkyrie barumu itu, kau bukan lagi seseorang yang bernama Rein van delavierre. Kau tidak boleh bertindak sebagai Rein, atau mengurusi urusan Rein. Kau sudah tidak hidup sebagai Rein, kau harus melupakan kehidupanmu sebagai Rein selama kontrak ini ada, Rein van delavierre sudah mati. Code name mu mulai saat ini adalah “Nine”” lanjut Alice.

Kmrn? Itu artinya aq sudah tertidur seharian y…, Hmm… Begitu y… itu artinya aq tidak bisa tinggal kembali bersama ayah dan ibuku. Tidak bisa menjalani hari-hariku sebagai murid siswa sma seperti biasanya. Tidak bisa mencintai Nao…

“aq… mengerti” ucapku sedih.

“Ini” ucap Lynx sambil memberikan salah satu bungkus makanan cepat saji padaku.
“kau pasti lapar dan capek karena kontrak yang kemarin telah kau lakukan” lanjutnya.

“oohhh… memang, terima kasih” jwbku.

“saking capeknya, tertidur pulas seharian seperti itu, wajar jika kau merasa nyaman tidur d kasur itu. Toh kasur yang kau tiduri itu adalah kasur milik seorang gadis,kyahahahahaha!!!” lanjut Lynx dengan tawanya yg sangat keras.

“ha?” ku termenung sebentar…
Mencoba mencerna kata-kata yang baru saja diucapkan oleh Lynx.



“APA?! Jd aq tidur d kasurnya ALICE?! KASUR CWE?! JD INI KAMAR CWE?!” teriak aq kaget.

“memangnya kau pikir ini kamar siapa…” ujar Alice memotong pembicaraanku dengan Lynx.

Sial... benar-benar sial…
kmrn aq dicium olehnya…
lalu skrng… ternyata td aq beristirahat di kamarnya
kamar Nao saja belum pernah aq masuki…

“Ayo Nine ikut denganku” perintah Alice dengan tiba-tiba.
“He? Kmn?” tanyaku bingung sambil memakan makanan cepat saji yang diberikan Lynx tadi.
“Nanti kau akan tahu” ucap Alice dengan datar.

Kami pun keluar dari bangunan tua yang merupakan tempat tinggal Alice.

“kalau begitu sampai jumpa Nine”ucap Lynx tiba-tiba.
Aq pun menjawab, “he? Kau tidak ikut Lynx?”.
“bodoh, sekarang adalah hari senin, aku kan harus pergi sekolah” jawabnya smbil merunkan sebelah alisnya.
Benar juga… Lynx harus pergi sekolah, Lynx tetap harus menjalani kehidupannya sebagai murid SMA biasa. Kemarin dia sudah menolongku… walaupun dia tidak bisa melihatku, tidak bisa mendengarku, hanya bisa merasakanku…, tetap saja dia berusaha untuk menolongku. Aq benar-benar berterima kasih Lynx…

“Maaf y, gara-gara aku membawamu kesini skrng kau harus melupakan kehidupanmu sebagai Rein, gara-gara aku skrng kau harus menjalani kehidupan sebagai Nine” ucap Lynx dengan tiba-tiba.

Ku tersenyum halus sambil menjawab, “bicara apa kau, seharusnya aq berterima kasih Lynx…, Terima Kasih y”.
Lynx pun tersenyum halus kemudian melangkahkan kakinya untuk pergi ke sekolah, di saat jarak kami blm begitu jauh dia melambaikan tangannya pada kami sambil membelakangi kami dan terus berjalan kedepan.
Lynx… walaupun kami sering adu mulut, namun sebenarnya dia benar-benar adalah seorang sahabat yang bisa kuandalkan, terima kasih banyak…
Aq pun kemudian melangkahkan kakiku mengikuti langkah kaki Alice yang berjalan menuju suatu tempat yang tidak aku ketahui.

Di tengah perjalanan aku mencoba mengajak Alice untuk mengobrol, namun hal itu memang sulit apabila lawan bicaramu adalah seorang gadis ghotic yang sikapnya sangat dingin. Selain itu… kami sudah menempuh perjalanan yang cukup jauh… namun tetap belum sampai-sampai…
“Hei Alice… kita mau pergi kemana sih sebenarnya…? Apakah masih jauh?.. “keluhku.

“Kita akan menemui Death Weapon Master” jwbnya singkat.

“Death apa?” tanyaku penasaran.

“Death Weapon Master, seseorang yang mengerti dan berpengalaman dengan senjata dimensi lain”ucap Alice.

“ha?! Untuk apa? Kau ingin membunuh seseorang y?”tanyaku kembali dengan sedikit bcanda.

“bodoh, kita akan mencari senjata yang cocok denganmu” jwab ny dengan serius.

“HAA?! UNTUK APA?! Tidak perlu ah, aq sama sekali tidak butuh, kita kembali saja yuk…” ajak ku kepada Alice.

“Dasar bodoh! Sebagai seorang Valkyrie kau harus mempunyai senjata. Jika tidak bagaimana kau akan melindungiku dan melakukan pekerjaan Valkyrie lainnya?!” jwbnya dgn nada yang sedikit ditinggikan.

“iya iya tuan putri…, aq kan hanya bercanda…” ucapku smbil menggeleng-gelengkan kepalaku.
“tapi tuan putri, aq ingin tahu, memangnya tugasku sebagai Valkyrie apa saja?”lanjutku penuh penasaran.

“aq sudah katakan kn, semenjak kita mengadakan kontrak kau adalah milikku. Semua perintahku merupakan kewajiban yang harus kau laksanakan. Jika aq mengatakan itu adalah sebuah perintah, itu artinya kau wajib mematuhinya dan melaksanakannya. Jika tidak kau patuhi, maka salah satu dari empat hurup yang terdapat pada simbol yang merupakan bukti kontrak kita yang tercetak d dadamu itu akan hilang satu persatu setiap kau mengacuhkan perintahku, yang hingga pada akhirnya jika keempat hurup itu hilang artinya kontrak telah gagal dan kau akan lenyap. Bukan berarti kau akan mati kembali, yang kumaksud dengan lenyap adalah keberadaanmu, jiwamu akan sepenuhnya lenyap. Semua ingatan tentangmu yang ada pada orang lain akan lenyap seluruhnya Maka dari itu, kau harus berhati-hati untuk selalu patuh padaku. Selain itu kau pun mempunyai kewajiban untuk selalu melindungiku, karena jika aq mati, kau pun yang mempunyai kontrak denganku akan ikut mati. Ya… secara umum hanya itu yang harus kau ketahui” ucap Alice.

“hoo… jadi intinya hanya itu, BAIK! SIAP YANG MULIA! AQ MENGERTI! TIDAK MASALAH!” teriakku dengan tangan kanan berada di atas alis mata kananku tanda hormat.

“fuuuhhhh…”Alice menghembuskan napasnya.
“jangan bertindak bodoh, selain itu… kita sudah sampai,” lanjutnya.


Setelah berjalan cukup jauh kita tiba d suatu tempat yang lumayan jauh dari keramaian, jarang kulihat orang di sekitar sini. Jelas saja… karena kita masuk ke wilayah hutan dimana banyak sekali pohon bambu d sekitarnya. Tempat ini kita capai setelah tadi masuk dan melewati sebuah kuil kuno yang tampak kurang terurus.

“bukankah tadi kau bilang akan menemui seseorang? Lalu kenapa sekarang kita berada di tempat seperti ini? Apakah orang yang ingin kau temui tinggal disekitar sini?” tanyaku bingung.

“memang di sinilah tempatnya. Tempatnya adalah sesuatu yang tidak terlihat.”jwbnya.

Apa? Aq tidak mengerti…
Alice kemudian menggambar sebuah simbol d tangan kanannya lalu dia rentangkan kedepan. Setelah itu Alice membaca suatu kalimat seperti sebuah mantra kemudian dia berbicara, “Wahai yang tidak terlihat… tunjukkan sosokmu padaku!”.

*KRAAAK!!!*
Sebuah retakan muncul tepat di depan tangan kanannya yang ia rentangkan ke depan. Namun retakan tersebut terlihat tidak normal karena di depan kita tidak ada apapun kecuali pepohonan dan batang2 bambu yang jaraknya cukup jauh dari kita. Seakan-akan ruang udara di depan kitalah yang rusak.
*KRAAAAAAKKKKK!!! KRIIIIITTTT…. KRAAAAKKKSSS!!!*
Retakan kecil tadi tiba-tiba membesar membentuk lubang yang cukup besar untuk kita lalui. Di dalam lubang itu kulihat dunia yang berbeda dari dunia sini, sama sekali tidak terlihat pijakan tanah atau apapun untuk kita berpijak. Apakah di balik lubang tersebut merupakan dimensi lain?... dibalik lubang itu kulihat sebuah bangunan bergaya eropa yang sangaaat sangat tua sekali seperti melayang-layang di dunia di balik lubang yang muncul karena retakan tadi.

“Ayo..” ajak Alice.

Aq dan Alice pun kemudian berjalan melewati lubang tersebut masuk ke dalam dunia yang sungguh terasa berbeda. Bangunan bergaya eropa tadi terlihat kecil dari jauh, namun bangunan itu ternyata lebih besar setelah kita mendekat. Pintu yang terbuat dari kayu kombinasi dengan besi bergaya eropa. Dinding batu yang tampak sudah agak rapuh. Bangunan ini benar-benar tampak suram dan menyeramkan. Alice kemudian membuka pintu bangunan tersebut setelah itu kami pun masuk ke dalam bangunan tersebut. Di dalam, banyak sekali koleksi jenis-jenis senjata kuno, mulai dari senjata pegang dan lempar, mulai dari yang terbuat dari kayu sampai dengan yang terbuat dari besi. Ruangannya tidak begitu terang karena hanya diterangi dengan beberapa lilin yang terpasang di dinding-dinding, serta satu buah lilin yang terletak di atas meja kayu tua yang ada di depan kita.

“Wah wah wah… lihat siapa yang datang…”ucap seseorang yang berada di depan kita yang sosoknya tidak terlihat jelas dikarenakan penerangan yang kurang.
“Seorang tuan putri yang cantik yang sudah lama sekali tidak bertemu…” lanjutnya sambil mendekat ke meja yang d atasnya terdapat sebuah lilin, yang kemudian wajahnya terlihat cukup jelas dikarenakan penerangan sebuah lilin yang terletak di atas meja tadi. Wajahnya terlihat masih muda namun terlihat agak tua juga. Matanya berwarna hijau menyala seperti batu sapphire. Kepalanya ditutupi oleh jubah yang hampir menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajahnya. Rambut depannya yang berwarna hitam menjulur keluar sedikit dari balik kerudung jubahnya.

“ya.. lama tak jumpa, Muramasa” sahut Alice kepada sosok pria tadi.
“seperti biasanya… kau masih tetap memakai jubah tua dan usangmu itu y…”lanjut Alice.

“begitu pun denganmu ya tuan putri, masih tetap cantik seperti biasanya…, namun sepertinya kali ini kau membawa seorang pendatang baru y… “ respon pria yang bernama Muramasa itu.

“Ya… dia adalah Nine, dia adalah Valkyrieku” ucap Alice.

“Hooo… seorang Innocent ternyata…, tapi… tadi tuan putri bilang Valkyrie?..., ckckck… tidak kusangka… akhirnya tuan putri melakukan kontrak dengan seorang Innocent. Padahal sebelumnya tuan putri bersikeras dengan prinsip bekerja sendiri yang tuan putri pegang dari dulu” respon Muramasa.

“ng… aq telah merubah prinsipku, dan Innocent yang satu ini jg merupakan pengecualian” Alice berkata.

“begitu yah… ckckck… dan biar kutebak, kedatangan tuan putri kemari pasti mengenai Death Weapon” Muramasa merespon.

“ya…, aq ingin kau mencarikan Death Weapon yang cocok dengan jiwanya” pinta Alice.

“ckckck, itu tidak masalah. Malah… aq akan memberikan pelayanan gratis untukmu tuan putri” ucap Muramasa.

“terima kasih…” jwb Alice.

“ckckck… sungguh imut ekspresimu saat mengatakan terima kasih td tuan putrid. Baiklah… ayo kita cari sesuatu yang kau perlukan itu…”ucap Muramasa.

Muramasa kemudian mendekatiku, lalu memperhatikan dengan seksama diriku

“siapa namamu?” Tanya Muramasa kepadaku.

“aq Re… eh bkn, aq Nine. Valkyrie seorang BALANCER yang bernama Alice!” jawabku lantang.

“hoho… benar-benar pemuda yang sangat unik…, kau pasti sangat istimewa. Makanya tuan putri memilihmu menjadi Valkyrienya. Selamat datang di dunia yang tidak terlihat (the Unseen World) “newcomer”. Ayo ikut aq anak muda…” ajakny.

Kami pun diajak masuk ke dalam ruangan yang dimana di dalam ruangan tersebut dipenuhi oleh bola-bola kristal kecil yang cantik dan bercahaya yang tergantung d dinding-dinding. Aq sungguh takjub melihat keindahan yang dipancarkan bola-bola kristal ini. Namun diantara banyak bola Kristal tersebut, ada satu buah bola kristal yang menarik perhatianku, sebuah bola Kristal yang memancarkan cahaya putih namun juga hitam yang tergantung d sebelah kiriku. Karena rasa ketertarikanku, aq mendekati bola kristal tersebut. Semakin kudekat dengan bola Kristal itu, semakin mata kiriku terasa panas. Namun aq terus terus dan terus mendekat hingga akhirnya aq berada d dekat bola Kristal tersebut. Aq pun mencoba memegang bola Kristal tersebut. Saat akan memegangnya tiba-tiba Muramasa berbicara, “benda itu disebut “Sacred Snow””. “Apakah kau menyukainya?” Tanya Muramasa sambil berjalan mendekatiku.
“ng… ya…” jawabku singkat.

“kau boleh memilikinya jika kau mau” ucap muramasa.

“he?! Benarkah?” tanyaku tidak percaya.

“tentu saja, aku akan memberikannya secara gratis padamu. Sentuh saja bolanya” ucap muramasa.

Aku pun mencoba menyentuh dan memegang bola kistral itu. Namun saat kupegang, bola kistral itu tiba-tiba berubah menjadi debu dan menghilang.

“HEEEE??!!! A… APA YANG TERJADI?! SU… SUNGGUH AQ TIDAK MELAKUKAN APA-APA! AQ HANYA MEMEGANGNYA!” teriakku dengan perasaan panik.

“ckckck… tidak apa-apa, memang sudah seharusnya seperti itu, nah… skrng ayo kita kembali ke ruang utama” ajak Muramasa kepada kami.

Walaupun Muramasa berkata tidak apa-apa, namun aq masih ragu, apa benar tidak apa-apa. Karena mungkin bola Kristal yang disebut “Sacred Snow” itu bknlah barang yang murah. Kami pun berjalan menelusuri lantai dari batu-batu yang tersusun rapih kembali menuju ruangan dimana kita bertemu dengan Muramasa tadi.

“sesuatu yang kalian cari telah ditemukan” ucap Muramasa.

“ya… aq pikir begitu…” jwb Alice.

“hah? Bknkah kita akan mencari sesuatu yg dinamakan Death Weapon kn?” Tanya ku bingung.

“iya, kau sudah menemukannya” jwb Alice singkat.

“hee?! Kapan?! Blm ah!” jwbku bingung.

“sudahlah nanti kau akan mengerti. Muramasa, terima kasih banyak atas segalanya”. Ucap Alice.

“ckckckck, tidak usah sungkan…, tuan putri sudah berterima kasih, itu sudah cukup bkn” jwb Muramasa.

“kalau begitu kami permisi dulu” ucap Alice.

“ckckckck… ya… sampai jumpa lain waktu…” sapa Muramasa.

Kami pun keluar dari bangunan bergaya eropa yang berada di dunia yang berbeda dari dunia manusia. Kembali melangkah menuju tempat tinggal Alice. Di tengah perjalanan aku pun mencoba bertanya suatu hal yang belum aq pahami.

“Alice, bknkah kau bilang kita akan mencari Death Weapon kn?”tanyaku.

“memang, dan sudah kau temukan” jwbnya singkat.

“ha?kpn?!”tanyaku lagi penasaran.

“Sudahlah… nanti pun kau akan mengerti…” jawabnya singkat kembali.

“cih…, baik baik… nanti pun aq akan mengerti…. Ngomong-ngomong… dunia tempat Muramasa tadi berbeda dimensi kan? Apakah Muramasa termasuk “The Holy One”?ataukah “The Unholy One?”tanyaku.

“tidak… dimensi Muramasa tadi berbeda dari Holy Dimension dan Unholy Dimension. Dimensi manusia ini memiliki 2 lapisan. Seen World, dan Unseen World. Dunia yang terlihat oleh kita sekarang adalah Seen World, dunia yang dapat dilihat oleh manusia biasa. Dunia Muramasa tadi adalah Unseen World, dunia yang tersembunyi, yang tidak terlihat. Untuk masuk, kita harus membuka jalan yang menghubungkan Unseen World dan Seen World” ucap Alice.

“hoo… aq mengerti…, oh ya! Knp tadi Muramasa memanggilmu dengan sebutan tuan putri?” tanyaku kembali.

“Muramasa memang selalu memanggilku seperti itu, bkn karena aq benar-benar seorang tuan putri. Aq pun lupa kapan pertama kali dia memanggilku dengan sebutan tuan putri. Perasaan ku saat pertama kali datang, dia sudah memanggilku dengan sebutan itu”jwb Alice jelas.

“begitu ya…”respon aq singkat.

Waktu terus bergulir hingga tidak terasa matahari yang tadi saat kita pergi berada d atas kita. Skrng sudah menyembunyikan dirinya… ya… hari sudah malam…
Dan akhirnya kita pun tiba di depan kediaman Alice.

“sampai juga…, kalau begitu sampai jumpa besok. Untuk sementara aq akan tinggal d kediaman Lynx sampai aq menemukan tempat tinggal baru yang cocok denganku” ucapku pada Alice.

“apa? Kau bicara apa? Kau tidak perlu pergi ke kediaman Lynx. Mulai sekarang kau akan tinggal disini. Di lantai atas terdapat ruangan kosong yang tidak terpakai”respon Alice.

“HAH?! MASA KITA HARUS TINGGAL SATU ATAP?!”jwbku kaget.

“memang kenapa? Hal kecil seperti itu tidak perlu kau perhatikan. Seharusnya kau ingat, kau adalah milikku, kau harus melindungiku, kau harus terus berada disampingku” jwbny.

Hal kecil dia bilang?...
Aq saja belum pernah tinggal satu atap dengan Nao…

“haa… ng… yasudahlah…, terserah tuan putri saja…”responku lemah

Kami pun memasuki bangunan tua yang merupakan kediaman Alice. Di dalam Alice mengantarku ke lantai atas ke ruangan kosong yang dikatakan Alice tadi. Ternyata… ruangannya memang kosong, kukira maksud ruangan kosong adalah kamar yang tidak terpakai. Namun yang kulihat benar-benar kekosongan. Tidak ada apa-apa, jika begini bagaimana aq tidur…

“maaf, aq lupa jika kamar kosong ini ternyata memang benar-benar “kosong”, jika begini keadaanya… hmm… kau tidur saja di sofa yang ada di dalam kamarku”ucap Alice.

Ngaco… sekali lagi aq harus beristirahat d kamar cwe. Aih aih…
Namun seperti inilah kehidupanku sekarang. Menjadi seseorang yang bernama Nine yang merupakan asisten seseorang yang bernama Alice, cwe ghotic yang sosoknya seperti tuan putri.
Tinggal bersamanya dalam sebuah bangunan tua yang merupakan toko barang antik yang bernama PANDORA. Mengenal sesuatu yang baru bagiku seperti dimensi-dimensi aneh yang baru pertama kali kulihat. Bertemu orang baru yang senang sekali memanggil Alice dengan sebutan tuan putrid. Ya… Disinilah awal kehidupanku yang baru… aq… menantikan hari esok…

“ayo cepat tidur, besok pagi kita akan melakukan tugas kita” perintah Alice kepadaku

“he? Kenapa harus tidur awal?... memang besok kita akan kemana lagi?” keluhku.

“sudah jangan banyak protes, tidur saja!” ucap Alice dengan nada yang sedikit ditinggikan.

“cih... iya iya yang mulia, selamat malam”ucapku.

“malam” jwb Alice.

Dengan kata terakhir dari Alice, hari ini pun telah berakhir. Dan telah menanti hari esok… hari awal bagiku… sebagai Valkyrie.

*to be continued*

Prologue End…



see you in the next chapter, The Unseens Chapter 7 (Case #1, Sacrifice [part 1])

1 comment:

  1. portofolio kamu belum terdeteksi di site saya jd tolong bilang ke bapsi klo fortofolio kamu belum terbaca oleh saya. saya hanya bisa akses melalui NPM kamu aja. tolong ditambah postingnya yang terkoneksi baik dengan studentsite atau pun warta warga UG. Terima kasih. saya tunggu sampai hari minggu tanggal 20 juni jam 04.30 dini hari

    ReplyDelete