2019/09/03

Tentang PSHT

by Radheya Anggun Feldhit Berbicara tentang seni bela diri, Indonesia mungkin bisa dikatakan sebagai gudang. Alasannya tak lain karena di sini kita bisa menemukan begitu banyak seni olah tubuh ini. Mulai dari yang dari luar macam Karate, Judo, dan lain sebagainya, sampai versi lokal seperti pencak silat dan lain sebagainya. Uniknya, masing-masing seni bela diri ini memiliki ciri khas tersendiri meskipun beberapa mungkin mempunyai kesamaan. Tentang aliran silat, di Indonesia ini ada beberapa macam dari itu yang sudah punya nama bahkan di dunia. Salah satunya bernama Setia Hati atau lengkapnya Persaudaraan Setia Hati Terate. Aliran silat ini diketahui sudah ada sejak dulu sekali dan berkembang menjadi salah satu jenis bela diri paling populer. Di Indonesia namanya cukup fenomenal dan sering disebut sebagai aliran silat paling disegani. Uniknya Setia Hati sendiri tak hanya tentang gerakan-gerakan atau jurus khas mereka, tapi juga pelajaran tentang kejiwaan. Berikut beberapa fakta dari aliran silat paling terkenal di Indonesia ini. Pencak silat Setia Hati didirikan oleh Ki Ngabehi Soeromihardjo (Eyang Suro) pada tahun 1903 di Kampoeng Tambak Gringsing, Surabaya. Sebelumnya aliran pencak silat ini bernama aliran Djojo Gendilo Tjipto Muljo. Kemudian Eyang Suro mendirikan perguruan silat bernama Persaudaraan Setia Hati di Desa Winongo, Madiun pada tahun 1917. Pada mulanya, perguruan pencak silat Setia Hati memang hanya di Madiun yang berlokasi di Jalan Gajah Mada No 41. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan SH Panti. Kediaman milik Eyang Suro inilah yang dijadikan sebagai tempat pendidikan pencak silat Setia Hati. Di tahun 1922, sang pahlawan perintis kemerdekaan pada masa 1883 – 1952 yakni Ki Hadjar Hardjo Utomo mengembangkan ilmu pencak silat Setia Hati dengan nama Pencak Silat Club (P.S.C) yang kemudian berganti dengan nama Setia Hati Muda (S.H.M) atas izin Eyang Suro. Pada tahun 1948, organisasi pencak silat ini resmi dinamakan dengan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kombinasi antara ajaran spiritual (ilmu kebatinan) dengan gerakan pencak silat adalah yang digunakan sebagai dasar dari ilmu pencak silat Setia Hati. Pada zaman modern, ilmu ini dikembangkan oleh Mas Irsyad yang merupakan tokoh penting dalam Pencak Silat Setia Hati Terate (PSHT). Terdapat 90 gerakan dasar yang diajarkan pada aliran ini. Gerakan lainnya ini hanya ada di aliran Seta Hati seperti halnya Jurus Belati yang menggunakan pisau, Jurus Toya yaitu jurus bela diri dengan menggunakan tongkat. Berkembangnya Pencak Silat Setia Hati sejak selama hampir satu abad lamanya ini menjadi salah satu bukti bahwa perguruan pencak silat ini memiliki banyak pengalaman dalam hal bela diri. Dari beberapa penyataan anggota dan masyarakat, PSHT disegani Indonesia karena memiliki tujuan yang mulia yaitu menjadikan manusia berbudi luhur dan tidak menyalahgunakan ilmu untuk perbuatan tercela. Anggota Pencak Silat Setia Hati selalu bertambah setiap tahunnya. Setiap bulan Muharam, banyak orang menjadi anggota baru PSHT baik Indonesia maupun luar negeri. Tak ada sistem pengurangan anggota dalam sistem perekrutan anggota PSHT sehingga sistem persudaraan PSHT semakin kuat. Soal prestasi, Setia Hati bisa dikatakan jadi langganan juara di banyak kompetisi. Misalnya pada tahun 2011, PSHT memenangkan pertandingan silat dalam ajang KONI Cup Natuna. Lalu mereka juga pernah juara kedua dalam ajang HIMSI serta juara ketiga pada perguruan silat kombinasi Siliwangi. PSHT juga semakin berjaya dalam ajang POMASEAN XVII yang ada di Malaysia. Selain ini masih banyak prestasi lain yang dimiliki oleh Setia Hati. PSHT sendiri ternyata tidak hanya terdiri dari satu jenis, melainkan cukup banyak. Misalnya saja Persaudaraan Setia Hati (PSH), Persatuan Setia Hati Organisasi (PSHO), Persatuan Muda Tunas Muda Winongo 1966, Persatuan Seni Silat Setia Hati (ESHA), Setia Hati Rembulan, Setia Hati Partisan Siliwang, Pencak Silat Setia Hati Anoman Jerman-Belanda, Persaudaraan Setia Hati Pilangbango (PSHP), Persaudaraan Rumpun Setia Hati (PRSH) sampai Academie Frank Ropers Pencak Silat Setia Hati Terate (AFR) yang berada di Belanda. Setia Hati banyak jenisnya, tapi inti dan asalnya tetap sama. Sampai saat ini aliran silat Setia Hati masih terus berkembang. Peminatnya sendiri tak hanya dari dalam negeri melainkan dari luar negeri sana. Setia Hati sendiri bukan satu-satunya aliran silat yang ada di Indonesia.

Tips Diet

by Radheya Anggun Feldhit Sudah menjadi rahasia umum, jika setiap orang pasti menginginkan tubuh ideal dengan berat badan sekecil mungkin. Demi mewujudkan impiannya, banyak orang yang memiliki berat badan yang dirasa tidak ideal akan melakukan diet. Diet memang merupakan salah satu cara efektif untuk menurunkan berat badan. Salah satunya dengan cara diet sehat. Diet dengan menahan lapar yang berlebihan biasanya justru akan menjadi jalan buat balas dendam makan berlebihan. Kasus ini sudah banyak terjadi dan seringkali justru berkahir dengan kegagalan. Meninggalkan perut hingga kondisi sangat lapar hanya akan membuat kamu semakin sulit menahan nafsu saat ada makanan. Akibatnya, kamu akan melupakan cara diet sehat dengan dan malah memakan apapun yang ada di depan mata. Untuk mengatasinya, selalu sediakan bekal sehat di dalam tasmu. Makanan porsi kecil tapi bergizi tinggi seperti telur rebus, greek yoghurt atau pisang dapat memenuhi kebutuhan tubuh kamu seketika tanpa meninggalkan kalori yang berlebihan. Cara diet sehat yang benar selanjutnya adalah dengan memperhatikan cara mengunyah. Sebisa mungkin kunyah makanan dengan benar. Setiap kamu makan dengan terburu-buru dan tidak mengunyahnya dengan baik, artinya kamu tidak memberikan waktu pada perut untuk mengirimkan sinyal kenyang menuju otak. Oleh karena itu, mengunyah dengan benar dapat membantu kamu merasa kenyang dan tidak makan berlebihan. Cara mudahnya, kamu bisa mengatur durasi makan. Sebagai contoh, beri waktu 15 menit untuk menghabiskan makanan kemudian berhenti beberapa saat. Dengan metode ini, kamu dapat memberi jeda waktu yang cukup pada proses penyampaian sinyal kenyang menuju otak. Cara diet sehat didasari dengan memerhatikan asupan nutrisi. Tubuh setidaknya membutuhkan 5 porsi buah dan sayuran dalam sehari guna memenuhi nutrisi yang kamu butuhkan. Pilihlah buah yang cocok untuk diet, dan konsumsi secara rutin. Kamu cukup membagi porsinya ke dalam beberapa waktu. Misalnya pada saat sarapan atau makan siang. kamu juga bisa menjadikan buah dan sayur sebagai camilan di sore hari atau saat makan malam. Sudah bukan rahasia lagi kalau air merupakan hal yang paling esensial untuk tubuh. Memang, kebutuhan air bagi setiap orang berbeda-beda. Tapi, dengan meminum air lebih banyak bisa mendukung diet alami penurun berat badan. Cobalah untuk meminum air paling tidak 2 liter sehari dengan membiasakan diri membawa botol minum bersamamu. Dengan begitu, kamu akan merasa kenyang lebih lama nantinya jika kebutuhan air dalam tubuh tercukupi. Langkah ini merupakan cara diet sehat yang baik dan benar Mengurangi konsumsi garam merupakan salah satu cara diet sehat yang terkenal ampuh. Mengapa demikian? Konsumsi sodium berlebihan bisa membuat tubuh kesulitan untuk memproses metabolisme lemak. Tentu, kamu tidak mau perut dan pipi terus menggembung kan? Cobalah dengan membiasakan diri untuk mengonsumsi sayur, ayam, atau telur tanpa tambahan garam. Untuk tetap mendapatkan rasa gurih pada masakan, kamu bisa menggunakan garam laut asli yang mengandung lebih sedikit sodium atau menambahkan cottage cheese ke dalam telur dadar. Dengan mengurangi konsumsi garam, tekanan darah kamu pun bisa ikut terkontrol. buah apel berkontribusi banyak dalam proses cara diet sehat. Sebuah apel memiliki kurang dari 200 kalori dengan kandungan protein dan serat yang tinggi, sehingga dapat membantu tubuh kamu untuk menahan nafsu makan. Selain itu, apel juga mampu mengatur kadar gula darah agar tetap stabil dan siap membuat kamu tetap bertenaga. Konsumsi apel paling tidak dua kali sehari sebagai cara diet sehat, jangan lupa untuk ikut memakan kulitnya karena terdapat banyak serat di sana. menyeimbangkan kalori yang masuk dengan kalori yang dibakar merupakan hal yang penting. Jadi, luangkanlah waktu untuk melakukan olahraga, dan lebih aktif. Misalnya dengan lari selama 150 menit per minggu, beralih menggunakan tangga dibandingkan lift, atau rajin berjalan kaki karena berjalan kaki memiliki banyak manfaat. Olahraga tidak hanya dapat membantu cara diet sehatmu, tapi juga bagus untuk kebugaran dan kesehatan tubuh, terutama organ jantung. tidur pun merupakan cara diet sehat yang alami. Tubuh memang membutuhkan olahraga, tapi jangan lupa untuk memulihkan tenaga kembali dengan tidur yang cukup. Banyak penelitian yang menyebutkan kebiasaan kurang tidur dapat menimbulkan banyak kerugian untuk tubuh kita, risiko diabetes misalnya. Hal ini tentu bisa menjadi penghambat metabolisme tubuh untuk tidak maksimal. Agar tubuh kamu mendapatkan regenarasi maksimal, perbaiki gaya hidup kamu dengan tidur yang cukup, misalnya 6 hingga 8 jam sehari. Dengan begitu, metabolisme kamu akan ikut diperbaiki dan siap untuk menyambut berat badan ideal.

L'Arc En Ciel

by Radheya Anggun Feldhit So that was the teaser all about, which by the way freaked the hell out of the Titas and Titos of . Hahaha! On September the 1st (technically, yesterday), Boss M teased the fans with a photo (a screenshot) of the band’s official website showing a date: 20190902. The teasing continued at the band’s official Facebook and Twitter accounts feeding the fans with only a letter every about 3 hours until the whole roman numeral MMXX was completed. With the first letter: “M” we thought this was a hint for L’ArChristmas 2019 until another “M” came out. Everyone was so quick to guess that this is most likely leading to the roman numeral of 2020. And it does! Although we didn’t quiet expect it to be this grand. We thought this is probably related to Olympics 2020 until this morning, at 3AM PST (4AM JST), it was revealed as an arena tour in Japan. Meaning, not only 1 or 2 days live performance but a 3 -month Japan tour! And we’re silently praying this will lead to the Next World Tour. The live is scheduled to start on January 9, 2020 until March 5, 2020 covering Osaka, Aichi, Saitama, Tokyo and Kanagawa. Members only pre-lottery registration will start on September 12, 2019 while general lottery ticket application will be on November 18, 2019.

MMXX L'Arc~en~Ciel

by Radheya Anggun Feldhit Eight years since their last tour, Japanese band L’Arc~en~Ciel is set to hold concerts in several areas in Japan from January to March 2020. At the Arena Tour MMXX, the band is slated to perform at Osaka-Jo Hall in Osaka from Jan. 9 to 13, Aichi Sky Expo in Aichi prefecture from Jan. 18 to 19, Saitama Super Arena in Saitama city from Feb. 8 to 9, Yokohama Arena in Yokohama city from Feb. 28 to 29 and Yoyogi National Gymnasium in Tokyo from March 4 to 5. Their concert in Yokohama is said to only be open to members of their fan club, Le-Ciel. Tickets for the show reportedly will be lottery-based, meaning that only winners of the lottery will be able to attend the concert, and they are priced at 11,000 yen (US$103.62). Le-Ciel members will be given early access to apply for the lottery from Sept. 10 to 17, while members of the band's official mobile website L’mobile will be able to apply from Sept. 24 to 30. Application for general tickets will be open from Nov. 18 to 24. The band usually provides a special period for ticket application for their fans abroad, hence concertgoers are advised to frequently check their website and social media platforms. Comprising Hyde (vocal), Tetsuya (bass), Ken (guitar) and Yukihiro (drums), L’Arc~en~Ciel's last live performances were at Live 2018 L’ArcChristmas from Dec. 12 to 17, 2018, at Tokyo Dome, Tokyo.

Junko Furota Case

by Radheya Anggun Feldhit Junko Furuta (古田 順子 Furuta Junko) was a Japanese high-school student who was abducted, tortured, raped, and murdered in the late 1980s. Her murder case was named "Concrete-encased high school girl murder case" (女子高生コンクリート詰め殺人事件 Joshikōsei konkurīto-zume satsujin-jiken), due to her body being discovered in a concrete drum. The murder was mainly perpetrated by four teenage boys, Hiroshi Miyano (宮野裕史), Jō Ogura (小倉譲), Shinji Minato (湊伸治), and Yasushi Watanabe (渡邊 恭史). Approximately 100 people knew about Junko Furuta's captivity, but either did nothing about it or themselves participated in the torture and murder. Most of the participants were friends of the teenage boys, who were low-ranking members of the yakuza. Junko Furuta was born in Misato, Saitama Prefecture. As a teenager, she attended Yashio-Minami High School and worked as a part-time employee during after school hours. She lived with her parents, her older brother, and her younger brother.[1] One of her schoolmates, Hiroshi Miyano, had a crush on her and asked her out on multiple occasions. However, Junko Furuta turned him down as she wasn't looking for a relationship. Miyano was a member of the Yakuza and wanted revenge on her On 25 November 1988, Miyano and his friend Nobuharu Minato wandered around Misato, with the intention of robbing and raping local women.[3] At 8:30 pm, they spotted Furuta cycling home after she finished her part-time job. Under Miyano's orders, Minato kicked Furuta off her bicycle and immediately fled the scene.[3] Miyano, pretending to be an innocent bystander, approached Furuta and offered to walk her home safely.[3] Furuta was unaware that Miyano was leading her to a nearby warehouse, where he revealed his yakuza connections. Miyano threatened to kill her as he raped her in the warehouse and once again in a nearby hotel. From the hotel, Miyano called Minato and his other friends, Jō Ogura and Yasushi Watanabe, and bragged to them about the rape. Ogura reportedly asked Miyano to keep her, so that they could all have a turn. The group had a history of gang rape, and had recently kidnapped and raped another girl, although she was released afterward.[3] Around 3:00 am, Miyano took Furuta to a nearby park, where Minato, Ogura, and Watanabe were waiting.[3] They told her that they knew where she lived (from a notebook in her backpack) and that yakuza would kill her family if she attempted to escape. She was easily overpowered by the four boys, and taken to a house in the Ayase district of Adachi, where she was gang-raped.[3] The house, which was owned by Minato's parents, soon became their regular gang hangout.[4] On 27 November, Furuta's parents contacted the police about their daughter's disappearance. In order to forestall the manhunt, the kidnappers coerced her into calling her mother. She was forced to say that she had run away, but was safe and staying with a friend.[5] She was also forced to ask her mother to stop the police investigation into her disappearance. When Minato's parents were around, Furuta was forced to pose as the girlfriend of one of the kidnappers.[5] They later dropped this pretext when it became clear that the Minatos would not report them to the police.[4] The Minatos stated that they did not intervene because they were aware of Miyano's yakuza connections and feared retaliation, and because their own son was increasingly violent towards them.[4] Minato's brother was also aware of the situation, but did nothing to prevent it. Furuta was held captive in the Minato residence for forty-four days, during which time she was abused, raped and tortured. They also invited and encouraged their other yakuza friends to torment Furuta. According to their trial statements, the four of them raped her over 400 times, beat her, starved her, hung her from the ceiling and used her as a "punching bag", dropped barbells onto her stomach, forced her to eat live cockroaches and drink her own urine, and forced her to masturbate in front of them. They inserted foreign objects into her vagina and anus, including a lit light bulb into her vagina and fireworks. They burned her vagina and clitoris with cigarettes and lighters, and her eyelids with hot wax. They also tore off her left nipple with pliers and pierced her breasts with sewing needles.[3][4][5] Some of the torturers' friends have been officially identified, including Tetsuo Nakamura, and Koichi Ihara, who were charged with rape after their DNA was found on and in the victim's body.[3] Ihara was allegedly bullied into raping Furuta. After he left the Minato household, he told his brother about the incident. His brother subsequently told their parents, who contacted police.[3] Two police officers were dispatched to the Minato house; however, they were informed that there was no girl inside.[3] The police officers declined an invitation to look around the house, believing the invitation alone was sufficient proof that there was no girl in the Minato house.[3] Both officers faced considerable backlash from the community. Had they done their due diligence, Furuta's ordeal would have only lasted sixteen days and she may well have recovered from her injuries. The two officers were fired for failing to follow procedure.[3] At the beginning of December, Furuta attempted to call the police.[3] However, she was discovered by Hiroshi before she could say anything. When the police phoned back, Miyano informed them that it was a mistake.[5] As punishment, they doused her legs and feet in lighter fluid and set them on fire. They also pushed a large bottle into her anus, causing severe bleeding. She reportedly went into convulsions. During their trial, they stated that they thought she was faking a seizure, so they set her on fire again.[5] She survived these injuries and continued to be raped and tortured. Furuta is reported to have asked her captors on multiple occasions to "kill her and get it over with", but they refused. Instead, they forced her to sleep outside on the balcony (it was winter at that time) and locked her in a freezer.[5] One of the kidnappers told the court that her hands and legs were so badly damaged that it took her over an hour to drag herself downstairs to use the washroom.[5] Due to the severity of the torture, she eventually lost bladder and bowel control and was beaten for soiling the carpets. She was also unable to drink water or consume food and would vomit after each attempt.[5] She was also severely beaten for this. The brutality of the attacks drastically altered Furuta's appearance. Her face was so swollen that it was difficult to make out her features. Her body was also severely crippled, giving off a rotting smell that caused the four boys to lose sexual interest in her. As a result, the boys kidnapped and gang-raped a 19-year-old woman who, like Furuta, was on her way home from work. On 4 January 1989, the four boys challenged Furuta to a game of Mahjong, which she is said to have won.[5][3] Out of frustration, the boys beat her with an iron barbell, kicked and punched her, and placed two short candles on her eyelids, burning them with the hot wax.[3] They made her stand, and struck her feet with a swinging stick. At this point, she fell onto a stereo and collapsed into a fit of convulsions.[3] Since she was bleeding profusely, and pus was emerging from her infected burns, the four boys covered their hands in plastic bags, which were taped at the wrists.[3] They continued to beat her and dropped an iron exercise ball onto her stomach several times. They poured lighter fluid onto her thighs, arms, face, and stomach and once again set her on fire.[3] Furuta allegedly made attempts to put out the fire, but gradually became unresponsive.[3] The attack reportedly lasted two hours. Furuta eventually succumbed to her wounds and died that day.[3] Less than twenty-four hours after her death, Nobuharu Minato's brother called to tell him that Furuta appeared to be dead. Afraid of being caught for murder, they wrapped her body in blankets and shoved it into a travel bag. They then put her body in a 55-gallon (208 liters) drum and filled it with wet concrete. Around 8:00 pm, they loaded and eventually disposed the drum into a cement truck in Kōtō, Tokyo.[6] On 23 January 1989, Hiroshi Miyano and Jō Ogura were arrested for the gang-rape of the 19-year-old woman who they had kidnapped in December. On 29 March, two police officers came to interrogate them, as women's underwear had been found at their addresses. During the interrogation, one of the officers led Miyano into thinking he knew of Furuta's murder. Thinking that Jō Ogura had confessed to the crime, Miyano told the police where to find Furuta's body. The police were initially puzzled by the confession, as they had been talking about the murder of another woman and her seven-year-old son that had occurred nine days prior to Furuta's abduction. That case remains unsolved to this day. The police found the drum containing Furuta's body the following day. She was identified via fingerprints. On 1 April 1989, Jō Ogura was arrested for another sexual assault, and subsequently re-arrested for murder. The arrest of Yasushi Watanabe, Nobuharu Minato, and Minato's brother followed. Despite the shocking brutality of their crime, the identities of the boys were sealed by the court since they were all considered to be juveniles at the time of the crime. Journalists from the Shūkan Bunshun magazine discovered their identities, however, and published them.[5] They stated that, given the severity of the crime, the accused did not deserve to have their right to anonymity upheld. All four boys pled guilty to "committing bodily injury that resulted in death", rather than murder. In July 1990, a lower court sentenced Hiroshi Miyano, the alleged leader of the crime, to 17 years in prison.[6][3] He appealed his sentence, but Tokyo High Court judge Ryūji Yanase sentenced him to an additional three years in prison. The 20-year sentence is the second highest sentence after life imprisonment.[6][3] He was 18 at the time of the murder. Miyano's mother reportedly sent Furuta's parents 50 million yen (USD 425,000), after selling their family home. In 2004 he tried to get parole, but due to an incident, it was denied. In January 2013, Miyano was re-arrested for fraud. Due to insufficient evidence, he was released without charge later that month. Nobuharu Minato, who originally received a four- to six-year sentence, was re-sentenced to five-to-nine years by Judge Ryūji Yanase upon appeal.[6][3] He was 16 at the time of the murder. Nobuharu's parents and brother were not charged. Furuta's parents were dismayed by the sentences received by their daughter's killers and won a civil suit against the parents of Nobuharu Minato, in whose home the crimes were committed. After his release, Minato moved in with his mother. He has not worked since. Yasushi Watanabe, who was originally sentenced to three-to-four years in prison, received an upgraded sentence of five-to-seven years.[6][3] He was 17 at the time of the murder. After his release, he married a Romanian woman. For his participation in the crime, Jō Ogura served eight years in a juvenile prison before he was released in August 1999. He was 17 at the time of the murder. After his release, he is said to have boasted about his role in the kidnapping, rape and torture of Furuta.[4] In July 2004, he was arrested for assaulting Takatoshi Isono, an acquaintance he thought his girlfriend may have been involved with. Jō tracked Isono down, beat him, and shoved him into his truck. He drove him from Adachi to his mother's bar in Misato, where he allegedly beat Isono for four hours. During that time, Ogura repeatedly threatened to kill the man, telling him that he'd killed before and knew how to get away with it. He was sentenced to seven years in prison for the assault and has since been released. Ogura's mother allegedly vandalized Furuta's grave, stating that she had ruined her son's life.[citation needed] It has also been reported that Ogura has run through his father's savings (money which was originally meant for Furuta's family), buying and consuming a number of luxury goods. The sentences were largely regarded as being far too light for the crimes committed, all four individuals were protected by special provisions applied to individuals 18 years old and younger. During sentencing, the judge commented that "exceptionally grave and atrocious violence" had been inflicted upon the victim, and that Junko Furuta had been "murdered so brutally at the young age of 17, [that her] soul must be wandering in torment". Hearing the details of the brutal rape and torture, a spectator in the gallery fainted. Furuta's mother also reportedly had a mental breakdown, which required psychiatric treatment.

Nestapa Junko Furuta

by Radheya Anggun Feldhit Cantik adalah berkah. Oleh sebab itulah Junko Furuta populer di sekolahnya, di SMA Yashio Minami. Namun, cantik juga kutukan. Bukan karena ia sering mendapat tatapan iri dari gadis-gadis lain. Tapi karena nasib mempertemukan Furuta dengan seorang monster bernama Hiroshi Miyano. Miyano punya reputasi sebagai tukang bully di sekolah serta punya koneksi dengan sindikat Yakuza. Ia dan kawan-kawan satu gengnya menyukai perempuan yang mereka anggap “nakal”—yang gemar minum minuman beralkohol, menghisap rokok, dan sesekali pakai narkoba. Persis seperti yang sering mereka lakukan. Furuta tidak demikian, sehingga seharusnya berada di luar radar Miyano dan kawan-kawan. Namun, Miyano pada suatu hari membuat pengecualian. Ia tertarik pada kecantikan Furuta, yang sekali lagi, membuatnya menjadi salah satu siswi paling populer. Miyano menyatakan rasa, tapi Furuta menolaknya dengan alasan tidak sedang berminat pacaran. Selama ini semua siswa di sekolah menaati kemauan Miyano. Ia dan koneksi Yakuza-nya pamer kekuasaan dengan cara mengeksploitasi ketakutan orang lain. Furuta adalah orang pertama yang mengajari Miyano soal penolakan, dan Miyano otomatis marah besar. Furuta lahir pada pada 22 November 1971. Ia tumbuh dan besar di Misato, Saitama. Seperti kebanyakan siswa SMA Jepang pada umumnya, ia menjalani pekerjaan paruh waktu usai jam sekolah. Furuta baru pulang ke rumah saat hari telah petang. Crime Library mencatat, pada malam hari tertanggal 25 November 1988, tiga hari setelah perayaan ulang tahun ke-17, Furuta pulang dari pekerjaan paruh waktunya dengan menaiki sepeda. Sialnya, ia menuju kawasan tempat Miyano dan temannya Nobuharu Minato mencari perempuan lokal untuk dirampok dan diperkosa. Atas perintah Miyano, Minato menendang sepeda Furuta sampai terjatuh, lalu kabur. Miyano berpura-pura baru sampai di lokasi dan menawarkan diri untuk mengantar Furuta pulang. Furuta tak menolak. Namun ternyata ia diarahkan ke sebuah bekas gudang yang tak jauh dari lokasi jatuhnya sepeda. Miyano mulai melancarkan ancaman dengan kembali menyinggung koneksinya dengan Yakuza. Furuta kemudian dibawa ke hotel dan menghubungi dua orang temannya, Jo Ogura dan Yasushi Watanabe. Minato menyusul, dan keempatnya membawa Furuta ke rumah orangtua Minato. Miyano dan ketiga kawannya punya rekam jejak pemerkosaan terhadap perempuan secara beramai-ramai. Malam itu Furuta adalah korbannya. Ia tak mampu melawan karena kalah dari segi fisik. Miyano juga mengancam Yakuza akan membunuh keluarganya jika ia memberontak. Orangtua Furuta cemas sebab anaknya tak pulang-pulang. Mereka lalu mengontak pihak kepolisian. Tak lama berselang, Furuta tiba-tiba menghubungi mereka. Miyano memberi perintah agar Furuta berbohong bahwa dirinya sedang menginap selama beberapa hari di tempat teman dan meminta agar polisi menghentikan pencarian dirinya. Orangtua Minato tak curiga karena Furuta dipaksa untuk mengaku sebagai pacar dari salah satu penyekap. Meski tak sepenuhnya percaya, mereka memilih untuk diam sebab takut dengan Yakuza kenalan Miyano. Di sisi lain, Minato juga remaja pemberang yang mulai bersikap kasar kepada kedua orangtuanya. Selama 40 hari ke depan Furuta berkali-kali mendapat penyiksaan yang tingkat kekejamannya melampaui nalar kemanusiaan. Laporan resmi pengadilan Jepang mencatat penyiksaan dengan mendetil yang dinarasikan ulang oleh media massa setempat. Salah satunya tertuang dalam buku William Webb yang bertajuk Murder Under the Rising Sun: 15 Japanese Serial Killers That Terrified a Nation (2013). Furuta diperkosa, yang menurut persidangan kasus ini, sebanyak lebih dari 400 kali. Ia hampir setiap saat dipukuli. Tubuhnya digantung di atas plafon dan diperlakukan seperti samsak. Perutnya kadang dihantam barbel. Ia dibuat kelaparan, tapi juga dipaksa makan kecoa hidup atau meminum urinnya sendiri. Beberapa bagian tubuhnya dibakar, termasuk ditempeli lilin panas di kelopak mata. Bagian tubuh lain juga dimutilasi. Dalam kondisi yang sedemikian brutal, ia tetap dipaksa untuk bermasturbasi di hadapan para pelaku. Kemaluan dan anusnya dimasuki berbagai benda dan mengakibatkan pendarahan yang hebat. Ia turut kehilangan kemampuan mengontrol kandung kemih dan buang air besar. Pada Desember 1988, setelah satu bulan berada dalam penyekapan, Furuta sempat mencoba menelpon pihak kepolisian. Upayanya gagal karena ketahuan oleh salah seorang pelaku. Furuta kemudian dihukum lagi-lagi dengan cara dibakar. Furuta sampai meminta agar dirinya dibunuh saja agar penderitaannya berakhir. Namun, para pelaku menolak dan malah memaksanya tidur di balkon. Padahal, saat itu musim dingin. Memasuki Januari, penyiksaan demi penyiksaan membuat kondisi fisik Furuta berubah. Luka-luka di sekujur tubuhnya mulai membusuk dan menghasilkan bau tak sedap. Para pelaku kehilangan nafsu bejatnya dan sempat mencari korban lain meski tidak disekap seperti Furuta. Pada 4 Januari 1989 kondisi fisik Furuta sudah hancur lebur. Merujuk catatan Kenji Nakano untuk Tokyo Reporter, Furuta meninggal dunia setelah mendapat penyiksaan selama kurang lebih dua jam. Para pelaku kemudian membungkus tubuhnya dengan selimut, menempatkannya di drum bervolume 200 liter, dan mengisinya dengan semen basah. Pada pukul 8 malam, mereka membawa drum ke sebuah daerah bernama Koto di Tokyo, kemudian membuangnya ke dalam truk semen. Penangkapan para pelaku terjadi pada akhir Januari 1989. Berdasarkan identifikasi sidik jari, drum yang berisi jenazah Furuta ditemukan pada 30 Maret. Tak lama berselang, pengadilan atas kasus ini dimulai dengan mendatangkan seluruh pelaku, termasuk Miyano selaku inisiator. Vonis itu terasa tidak adil, terutama dalam pandangan komunitas internasional. Hukuman yang paling ringan buat pelaku adalah penjara 7 tahun. Sementara yang terberat, untuk Miyano, adalah 20 tahun kurungan penjara. Hakim sejak awal kesulitan memenuhi tekanan publik sebab para pelaku masih di bawah umur (di bawah 18 tahun). Mereka menjalani hukuman di usia muda. Usai bebas, beberapa pelaku masih saja bikin masalah. Ada yang menggawangi kasus penipuan, ada juga yang menjadi tersangka kasus penganiayaan. Mereka diamankan oleh pihak keamanan dan kembali meringkuk di balik penjara. Minato, misalnya, pada pertengahan Agustus 2018 ditangkap atas kasus pemukulan terhadap seorang karyawan perusahaan di Kota Kawaguchi. Ia juga menyayat leher korban dengan sebilah pisau. Polisi menetapkannya sebagai tersangka percobaan pembunuhan. Rupanya Minato tidak mau tak belajar dari masa lalu. Ada juga yang menilai bahwa orang-orang seperti Minato, Miyano, dan pelaku pembunuhan Furuta lainnya seharusnya dipenjara seumur hidup. Mereka dianggap tidak pantas untuk hidup tengah-tengah masyarakat Jepang—yang sebagian di antaranya bahkan menganjurkan agar Minato dan kawan-kawan dihukum mati. Junko Furuta dimakamkan pada 2 April 1989. Keluarga dan teman-teman dekatnya hadir di sana, larut dalam kesedihan yang mendalam. Kisah Furuta dan kenestapaannya kelak abadi dalam novel, film, hingga lagu. The Gazette - Taion

Latihan Bernyanyi

by Radheya Anggun Feldhit Walaupun sebagian orang tampaknya lahir dengan suara yang indah, kerja keras dan latihan adalah syarat untuk mempertahankan kemampuan bernyanyi, bahkan untuk penyanyi profesional. Ada banyak sarana dan langkah yang dapat Anda ambil untuk menjadi penyanyi yang lebih baik, dari latihan profesional, melatih tubuh dan suara, hingga menerapkan postur yang baik serta teknik pernapasan. Ikuti latihan vokal. Salah satu cara utama untuk menjadi penyanyi yang lebih baik adalah latihan vokal. Sama seperti olahraga, suara adalah otot yang harus dilatih agar berkembang. Dengan berlatih pada pelatih suara profesional, Anda dapat mempelajari teknik-teknik yang akan memperbaiki suara. Suara Anda adalah instrumen seperti piano yang membutuhkan pelatih untuk dikuasai.[1] Pertimbangkan untuk mengikuti les bernyanyi privat dengan pelatih vokal yang dapat memberikan teknik-teknik untuk mengembangkan suara Anda yang unik.[2] Jika Anda masih sekolah atau kuliah, pertimbangkan untuk bergabung dengan paduan suara. Bergabung dengan paduan suara adalah kesempatan bagus untuk menjadi penyanyi yang lebih baik karena Anda akan belajar bernyanyi dengan orang lain, membaca not balok, dan memberi kepercayaan diri karena tidak harus bernyanyi sendiri. Ketahui rentang vokal Anda. Sebagai bagian dari upaya untuk menjadi penyanyi yang lebih baik, Anda harus mengetahui rentang vokal dan mempertahankannya. Sebagian orang memiliki rentang yang lebih luas, tetapi tidak semua orang memiliki rentang dengan nada yang bagus. Ada 7 rentang suara utama, yaitu sopran, mezosopran, alto, kontratenor, tenor, bariton, dan bas. Tiga yang pertama adalah rentang vokal wanita, sementara 4 yang berikutnya adalah rentang vokal pria. Untuk menemukan rentang vokal Anda, bayangkan suara Anda seperti wahana bianglala. Mulailah dari atas, nyanyikan nada tertinggi yang Anda bisa dan turun sampai pada nada terendah yang bisa Anda capai. Mainkan not di piano untuk membandingkan nada suara Anda dengan not piano untuk membantu menemukan rentang vokal. Berfokuslah pada pernapasan. Mempelajari cara bernapas dengan benar adalah bagian penting untuk menjadi penyanyi yang lebih baik. Pastikan Anda mengambil napas dalam sebelum menyanyikan satu baris sehingga Anda memiliki cukup udara untuk menyanyikan setiap kata.[3] Tarik napas melalui perut, bukan dada.[4] Cara pernapasan ini akan memperbaiki dan mengendalikan suara Anda. Untuk memastikan apakah Anda bernapas dengan benar, letakkan tangan di perut dan dorong ketika perut mengembang saat Anda menarik napas. Latihlah pernapasan lewat perut selama beberapa menit dalam sehari. Anda dapat melakukannya sambil berdiri atau berbaring. Sekali lagi, pastikan perut Anda mengembang setiap kali mengambil napas dalam. Bayangkan ada sebuah balon di balik pusar Anda. Berusahalah untuk menggembungkan dan mengempiskan balon tersebut selama menarik dan mengembuskan bernapas. Pelajari postur bernyanyi yang benar. Kebanyakan guru menyanyi menyarankan berdiri untuk mencapai suara yang terbaik, bukan duduk. Posisi duduk akan mengempiskan otot dan menghalangi kemampuan Anda untuk bernapas dengan benar. Pertahankan posisi kepala agar sejajar dengan bahu. Bayangkan tulang belakang Anda membentuk garis lurus hingga ke puncak kepala.[5] Biarkan rahang santai, dan rilekskan lidah ke arah mulut bagian depan.[6] Rilekskan bahu.[7] Angkat langit-langit mulut di bagian belakang seperti ketika Anda menguap.[8] Ini akan membuka kerongkongan dan memungkinkan aliran udara yang lebih banyak. Jika tubuh Anda tegang saat berdiri dalam postur yang benar, cobalah bergeser sehingga punggung, bahu, dan kepala Anda bisa bersandar di dinding. [9] Lakukan pemanasan sebelum bernyanyi. Bernyanyi tidak dianggap sebagai pemanasan karena Anda otomatis akan berfokus pada upaya untuk menghasilkan suara yang bagus daripada bentuk dan teknik. Sementara itu, pemanasan menyingkirkan area yang bermasalah dan membuka rentang suara. Ingat bahwa dalam pemanasan suara yang Anda hasilkan tidak perlu bagus. Bahkan, sering kali suara yang dihasilkan konyol dan jelek, walaupun suara Anda ketika bernyanyi profesional. Carilah tempat pribadi untuk melakukan pemanasan jika Anda tidak ingin diganggu. Pastikan pemanasan Anda meliputi suara atas dan bawah. Suara atas terdengar lebih mendesah dan ringan daripada suara bawah yang lebih solid dan keras. Untuk menemukan suara atas, tirulah penyanyi opera. Suara rendah lebih dekat dengan rentang ketika Anda bicara. Terapkan pemanasan yang meregangkan mulut. Lakukan pemanasan dengan suara “ooh wee ooh oohweeoohweeohh” yang meregangkan sudut-sudut mulut sebesar-sebesarnya Atau, latih getaran lidah ketika memulai nada tertinggi dan turun ke nada terendah.[10] Belajarlah mengenali nada. Cara terbaik adalah dengan bernyanyi diiringi piano atau keyboard, jika ada. Tekan satu tuts, dan ketika berbunyi, sesuaikan suara Anda dengan bunyi "ah". Lakukan untuk semua tangga nada: , A# , B, C, C#, D, D#, E, F, G, dan G#. Nada nyaring (#) adalah tuts hitam pada piano di kanan nada dengan tuts putih. Cobalah gunakan aplikasi seperti Sing Sharp jika Anda kesulitan mengenali nada Berlatihlah setiap hari. Semakin sering bernyanyi, semakin kuat suara Anda. Ingat, suara adalah otot yang harus dilatih.[11] Walaupun semua orang memiliki rentang alami, Anda dapat mengembangkan batas atas dan bawah rentang suara seiring waktu dengan sering berlatih. Bernyanyilah mengiringi lagu favorit yang Anda putar untuk latihan. Sadari bahwa Anda tidak harus memiliki suara yang sama dengan penyanyi favorit. Anda tidak akan menjadi penyanyi yang lebih baik dengan hanya meniru penyanyi lain. Bernyanyilah dengan suara Anda sendiri.

Pencitraan Bisnis yang Tidak Beretika

by Radheya Anggun Feldhit
Pencitraan Bisnis yang Tidak Beretika

Akhir-akhir ini, persaingan bisnis semakin ketat. Banyak perusahaan-perusahaan memutar otak lebih keras agar produk dan jasanya dapat laku terjual demi memperoleh keuntungan. Bagi perusahaan yang masih baru permasalahannya adalah bagaimana agar produk atau jasanya dapat dikenal dan dapat diterima oleh konsumen?. Sedangkan bagi perusahaan yang sudah lebih dahulu ada yang menjadi masalah adalah bagaimana agar konsumen tidak bosan terhadap produk maupun jasanya dan tidak beralih menggunakan produk-produk dan jasa dari pesaing?.

Tentu saja pertanyaan-pertanyaan di atas ada solusinya. Hal yang umum dilakukan perusahaan adalah menciptakan produk-produk maupun jasa yang bermutu baik serta dapat memenuhi kebutuhan dari konsumennya, hal ini tentu menjadi modal utama. Karena mutu yang baik adalah syarat pertama agar konsumen puas dengan produk dan jasa yang dibelinya, jika tidak maka konsekuensinya adalah produk maupun jasa tersebut akan di tinggalkan.

Setelah menciptakan produk dan jasa dengan mutu yang baik. Hal berikutnya yang dapat dilakukan perusahaan agar produk dan jasanya dapat diterima oleh konsumen adalah dengan mengiklankan produk dan jasanya tersebut, baik melalui media cetak, media internet, radio, maupun lewat media televisi. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat mengetahui tentang produk dan jasa yang ditawarkan. Namun seringkali iklan-iklan yang di iklankan oleh perusahaan tersebut tidak beretika karena secara langsung maupun tidak langsung menyinggung atau bahkan menjatuhkan produk pesaingnya.

Misalkan saja pada slogan yang digunakan oleh perusahaan pembuat minuman berenergi EXTRA JOSS(disingkat EJ), "Laki gak minum yang rasa-rasa, laki minum EXTRA JOSS". Slogan ini dapat di kaitkan dengan slogan yang digunakan oleh pesaingnya KUKU BIMA ENERGI (disingkat KBE), "KUKU BIMA ENERGI, ROSA!" -kata rosa yang berati rasa- dapat di simpulkan bahwa EJ mencoba menjatuhkan pesaingnya KBE dengan membuat slogan yang yang mengindikasikan bahwa laki-laki sejati tidak meminum KBE karena memiliki pilihan rasa yang di anggap tidak jantan. Hal ini dianggap kurang beretika karena iklan tersebut menyinggung produk pesaing dan secara sadar dapat penciptakan konflik.

Contoh lain dari pencitraan bisnis yang tidak beretika dapat dilihat dari iklan yang disiarkan di luar negri. Misalkan saja persaingan iklan antara PEPSI dan COCA~COLA. Seringkali iklan yang ditayangkan oleh PEPSI dan COCA~COLA jelas-jelas menampilkan produk pesaingnya dengan tujuan untuk menjatuhkan produk pesaingnya tersebut. Hal ini adalah proyeksi masa depan dari persaingan iklan yang terlalu ekstrim dan tidak beretika yang akan terjadi pada negara kita, jika saja perusahaan-perusahaan yang mengiklankan produknya di media tetap menayangkan iklan-iklan yang menyinggung produk pesaingnya.

Persaigan yang tidak sehat ini tentu saja membuat tidak nyaman bagi konsumen yang menyaksikan iklan-iklan yang mengandung konflik tersebut. Selain itu iklan-iklan tersebut bertentangan dengan budaya timur yang menjunjung tinggi etika dan kesopanan.

Daripada membuat iklan yang menjatuhkan pesaingnya, konsumen lebih mengharapkan bahwa perusahaan tersebut mencitraakan priduknya dengan baik dan tanpa melebih-lebihkan produknya agar konsumen dapat mengenal produk tersebut dari segi komposisi, segi manfaat, peringatan akan pengunaan yang berlebihan serta efek samping dari produk tersebut. Agar konsumen dapat dengan bijak memilih tanpa harus terjebak oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab dengan mengiklankan produknya tanpa memberi informasi yang berimbang mengenai produknya.


Dipercaya Jadi Tuan Rumah Lomba Bintang Radio Nasional Tahun 2019, Pemerintah Kota Batu Teken Kontrak Kerjasama Dengan Direktur Utama LPP RRI P

Reposted by Radheya Anggun Feldhit Sumber : http://www.memoonline.co.id/read/4065/20190624/160857/dipercaya-jadi-tuan-rumah-lomba-bintang-radio-nasional-tahun-2019-pemerintah-kota-batu-teken-kontrak-kerjasama-dengan--direktur-utama-lpp-rri/ Kota Batu - Walikota Batu Hj. Dewanti Rumpoko bersama Direktur Utama LPP RRI, M. Rohanudin menandatangani perjanjian kerjasama LPP RRI dengan Pemerintah Kota Batu sebagai tuan rumah, di Ruang Rapat Utama lt. 5 gedung A Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Senin (24/06/2019). Giat lomba Bintang Radio Nasional itu akan diselenggarakan pada 22-27 Oktober 2019. Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Wali Kota Batu, H. Punjul Santoso, Direktur Lembaga Pengembangan Usaha LPP RRI Richard Poyk, Kepala LPP RRI Kota Malang Teguh Yuni Astuti, Sekretaris Daerah Kota Batu, Staf Ahli, Asisten serta seluruh Kepala OPD Kota Batu. Kabag Humas Pemkot Batu Suliyanah, S.Sos mengawali acara dengan membacakan laporan kerjasama penyelenggaraan bintang radio 2019. Kemudian dilanjutkan dengan penandatangan surat perjanjian kerjasama pelaksanaan Bintang Radio RRI 2019. Direktur Utama LPP RRI M. Rohanuddin dalam sambutannya mengatakan, bahwa tujuan utama dipilihnya Kota Batu sebagai tuan rumah pelaksanaan lomba adalah sebagai sarana promosi Kota Wisata Batu. Agar lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu. "Hal ini juga sebagai bentuk tanggung jawab sosial RRI untuk memperkenalkan kota-kota yang memiliki popularitas yang tinggi, dan nilai pariwisata yang tinggi, khususnya Kota Batu untuk diperkenalkan ke seluruh dunia tidak hanya di wilayah Indonesia," paparnya. Sementara itu, Wali Kota Batu Hj. Dewanti Rumpoko menyampaikan progres yang luar biasa itu. "Ini sangat luar biasa sekali, dari pariwisata Kota Batu selama 18 tahun berdiri, dengan dipilihnya Kota Batu sebagai tuan rumah lomba Bintang Radio 2019. Sebab, Pemerintah Kota Batu ingin memperkenalkan Kota Batu tidak hanya di tingkat internasional, tetapi ke seluruh pelosok-pelosok Indonesia agar mendapat jaringan dari RRI," ujar Budhe sapaan akrab Walikota Batu itu. Untuk itu, dirinya berharap supaya acara tersebut tak hanya sekadar lancar dan sukses saja. "Tetapi juga kita bisa membuka mata ke daerah - daerah lain bahwa, RRI dengan programnya yang luar biasa akan membawa positif tidak hanya di daerah setempat tapi juga daerah sekitarnya," imbuh Dewanti. (Risma/diens)

Pemilihan Bintang Radio Indonesia LPP RRI Bandar Lampung

Reposted by Radheya Anggun Feldhit Sumber : http://feb.unila.ac.id/id/pemilihan-bintang-radio-indonesia-lpp-rri-bandar-lampung/ Dalam rangka Hari Radio Republik Indonesia ke-74 tahun 2019. RRI Bandar Lampung menyelenggarakan Pemilihan Bintang Radio Indonesia (BRI). Adapun pelaksanaan Pemilihan Bintang Radio Indonesia (BRI) sebagai berikut: Pendaftaran mulai tanggal 1 s/d 31 Agustus 2019, Pukul 08.00 – 16.00 WIB Pelaksaan lomba : 1 – 5 September (Audisi dan Semifinal) & 11 September (Babak Final) Juara 1 Pria dan Wanita akan mewakili Provinsi Lampung ketingkat Nasional Bintang Radio Indonesia Tahun 2019 di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.

Bintang Radio Indonesia 2019 : Audisi Peserta Pelajar Akan Digelar Langsung di Sekolah

Reposted by Radheya Anggun Feldhit Sumber : http://rri.co.id/post/berita/702344/info_publik/bintang_radio_indonesia_2019_audisi_peserta_pelajar_akan_digelar_langsung_di_sekolah.html KBRN, Singaraja : LPP RRI Singaraja tahun ini kembali melaksanakan kompetisi Bintang Radio Indonesia. Pelaksanaan Bintang Radio 2019 sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk menentukan yang berhak maju ke babak semi final, panitia akan menyelenggarakan audisi ke sekolah-sekolah yang dinilai memiliki siswa/siswi bertalenta di bidang tarik suara. Hal itu terungkap saat pertemuan panitia Bintang Radio 2019 di Studio 3 RRI Singaraja, Kamis (1/8/2019). Kepala RRI Singaraja, Suryanto menjelaskan, kegiatan audisi akan diselenggarakan 7-16 Agustus 2019, menyasar 15 SMA/SMK, sedangkan audisi bagi peserta umum akan diselenggarakan 30 Agustus hingga 3 September 2019 di Wantilan Laksana Budaya RRI Singaraja. Pendaftaran peserta Bintang Radio Indonesia di RRI Singaraja dimulai 1 hingga 6 Agustus 2019, dengan persyaratan remaja berusia 18-30 tahun. Babak semi final akan diselenggarakan 8 September sedangkan babak final dijadwalkan pada 11 September pukul 19.00 wita.

Tim Panduan Suara Harumkan Nama Indonesia di Kompetisi Internasional

Reposted by Radheya Anggun Feldhit Sumber : https://news.solopos.com/read/20181104/496/950464/tim-panduan-suara-harumkan-nama-indonesia-di-kompetisi-internasional JAKARTA – Tim paduan suara Indonesia kembali membuat harum nama bangsa. Swara Darmagita dari Universitas Gunadarma Jakarta, salah satu dari empat tim lainnya yang berasal dari Indonesia, menjadi juara umum pada kompetisi Paduan Suara Internasional Praga Cantat di Praha, Ceko pada Jumat-Sabtu (2-3/11/2018). Kabar bahagia itu disampaikan dalam keterangan pers dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Praha yang diterima Antara di Jakarta, Minggu (4/11/2018). Universitas Gunadarma memenangkan Grand Prix, sebagai penanda juara umum, pada putaran final Praga Cantat mengalahkan lima tim lainnya yang juga masuk ke putaran final. Pada penampilan putaran final, Paduan Suara Universitas Gunadarma menampilkan lagu Hela Rotane dan Bungong Jeumpa. Tidak hanya memenangkan Grand Prix sebagai penanda juara umum, Paduan Suara Univesitas Gunadarma juga memenangi kategori Folklor, medali emas untuk kategori mixed choir, dan juga mendapat penghargaan khusus untuk interpretasi lagu wajib Deus ex Machina gubahan Jakub Neske. Di samping paduan suara Universitas Gunadarma, tiga tim paduan suara lainnya dari Indonesia turut serta dalam kompetisi Praga Cantat tersebut, yaitu Paduan Suara Satya Dharma Gita dari Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Paduan Suara Universitas Pancasila, dan Yamuger Music School Children's Choir. Keempat tim paduan suara Indonesia juga mendominasi kompetisi dengan memenangkan sejumlah medali di sebagian besar kategori yang dipertandingkan. Padua suara fakultas hukum Universitas Diponegoro mendapatkan tiga medali emas pada kategori folklor, youth choir, female choir. Selain itu, Padua suara fakultas hukum Universitas Diponegoro juga mendapat penghargaan khusus untuk interpretasi lagu rakyat dan penghargaan khusus interpretasi lagu. Paduan suara Universitas Pancasila memperoleh medali emas pada kategori youth choir, medali perak pada kategori folklore, dan penghargaan khusus untuk interpretasi lagu Canticum novum gubahan Ivo Antogini. Sementara Yamuger Music School Children's Choir, yang beranggotakan anak-anak usia 8-15 tahun, mendapatkan medali dan penghargaan pada berbagai kategori, yaitu medali perunggu pada kategori youth choir, dan penghargaan khusus pada kategori ekspresi paling simpatik. Dubes RI untuk Ceko, Aulia Rachman, mengatakan prestasi yang ditorehkan oleh Paduan Suara Universitas Gunadarma dengan menjadi juara utama, dan juga prestasi tim paduan suara lainnya dari Indonesia, semakin mengukuhkan Indonesia sebagai jawara paduan suara di Ceko. Praga Cantat merupakan kompetisi paduan suara internasional yang diselenggarakan setiap tahun di Praha. Penyelenggaraan Praga Cantat pada tahun ini adalah yang ke-31 dan diikuti oleh 28 kelompok dari 13 negara. Sumber : Antara

Nama Indonesia Menggema di Kompetisi Paduan Suara Ceko

Reposted by Radheya Anggun Feldhit Sumber : https://www.republika.co.id/berita/internasional/eropa/18/11/04/pho5fb320-nama-indonesia-menggema-di-kompetisi-paduan-suara-ceko REPUBLIKA.CO.ID, LONDON— Indonesia mendominasi juara Kompetisi Paduan Suara di Ceko. Tim Paduan Suara "Swara Darmagita" dari Universitas Gunadarma menjadi Juara Umum pada Kompetisi Paduan Suara Internasional "Praga Cantat" yang digelar di Praha 2-3 November 2018. Pensosbud KBRI Praha Punjul Setya Nugraha kepada Antara London, Ahad (4/11) mengatakan Tim, Universitas Gunadarma memenangkan "Grand Prix", sebagai juara umum, pada putaran final Praga Cantat mengalahkan lima tim lainnya yang juga masuk ke putaran final. Pada putaran final, Paduan Suara Universitas Gunadarma menyajikan komposisi "Hela Rotane" dan "Bungong Jeumpa". Tidak hanya memenangkan Grand Prix sebagai juara umum, Paduan Suara Univesitas Gunadarma juga memenangkan kategori folklor, medali emas untuk kategori mixed choir, dan penghargaan khusus untuk interpretasi lagu wajib "deus ex machina" gubahan Jakub Neske. Punjul Setya Nugraha mengatakan, selain paduan suara Universitas Gunadarma, tiga tim paduan suara lainnya dari Indonesia turut serta dalam kompetisi Praga Cantat, yaitu Paduan Suara "Satya Dharma Gita" dari Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Paduan Suara Universitas Pancasila, dan Yamuger Music School Children's Choir. Keempat tim paduan suara Indonesia itu, kata dia, juga mendominasi kompetisi dengan memenangkan sejumlah medali di sebagian besar kategori yang dipertandingkan. Paduan Suara Fakultas Hukum Undip mendapatkan tiga medali emas, masing-masing pada kategori folklor, kategori youth choir, female choir, dan penghargaan khusus untuk interpretasi lagu rakyat dan penghargaan khusus interpretasi lagu. Paduan Suara Universitas Pancasila memperoleh medali emas pada kategori youth choir, medali perak pada kategori folklore, dan penghargaan khusus untuk interpretasi lagu "Canticum novum" gubahan Ivo Antogini. Sementara Yamuger Music School Children's Choir, beranggotakan anak-anak usia 8 - 15 tahun, juga mendapatkan medali dan penghargaan pada berbagai kategori, yaitu medali perunggu pada kategori youth choir dan penghargaan khusus pada kategori ekspresi paling simpatik. Menurut Punjul Setya Nugraha, malam penghargaan, menjadi ajang pengumuman pemenang, seperti dikuasai Indonesia. Nama Indonesia disebut hampir di seluruh kategori dan penghargaan khusus yang diberikan. Dia menuturkan, rasa bangga dan senang pun ditunjukkan seluruh peserta dari Indonesia yang secara serempak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Mereka juga membentangkan bendera merah putih. “Sontak, sasana tempat berlangsungnya acara di National House of Vinohrady, Praha, seolah menjadi milik mereka," ujarnya. Aksi spontan anggota keempat tim paduan suara Indonesia ini pun mendapat tepuk tangan meriah dari penonton dan juga peserta negara lain. Dubes RI untuk Ceko, Aulia Rachman menyatakan prestasi yang ditorehkan Paduan Suara Universitas Gunadarma dengan menjadi juara utama dan juga prestasi tim paduan suara lainnya dari Indonesia, semakin mengukuhkan Indonesia sebagai jawara paduan suara di Ceko. Hal ini, menurut Dubes, menunjukkan generasi penerus Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengharumkan nama Indonesia. "Saya selalu senang dan bangga bahwa anak-anak muda mampu tampil di kancah internasional dan mengharumkan nama Indonesia,” tutur dia. Praga Cantat adalah kompetisi paduan suara internasional yang diselenggarakan setiap tahun di Praha. Tahun 2018 penyelenggaraan yang ke-31 dan diikuti 28 kelompok dari 13 negara.

Tim Paduan Suara Harumkan Indonesia di Praha

Reposted by Radheya Anggun Feldhit Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/11/04/4-tim-paduan-suara-harumkan-indonesia-di-praha Anak bangsa makin dilirik oleh masyarakat dunia, khususnya jika mereka sedang berkompetisi. Contohnya saja pada ajang paduan suara internasional, tim dari Indonesia sering meraih juara. Kabar terbarunya, Tim paduan suara Swara Darmagita dari Universitas Gunadarma Jakarta, salah satu dari empat tim lainnya yang berasal dari Indonesia, meraih juara umum di ajang Paduan Suara Internasional Praga Cantat di Praha, Ceko pada Jumat-Sabtu lalu (2-3/11/2018). Dikutip dari Antara, hal ini disampaikan dalam keterangan pers dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Praha. Tim Swara Darmagita meraih Grand Prix, pada putaran final Praga Cantat mengalahkan lima tim lainnya yang saat itu masuk juga ke putaran final. Mereka menampilkan lagu-lagu daerah seperti Hela Rotane dan Bungong Jeumpa. Selain itu, mereka juga meraih juara dalam kategori Folklore, medali emas untuk kategori mixed choir, dan penghargaan khusus untuk interpretasi lagu wajib Deus ex Machina by. Jakub Neske. Tiga tim paduan suara dari Indonesia lainnya Pada ajang ini, tiga tim paduan suara yang berasal dari Indonesia yang turut serta yaitu Paduan Suara Satya Dharma Gita dari Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Paduan Suara Universitas Pancasila, dan Yamuger Music School Children's Choir. Paduan suara fakultas hukum Universitas Diponegoro meraih tiga medali emas dalam kategori folklor, youth choir, female choir. Penghargaan khusus lainnya yang mereka raih adalah penghargaan khusus interpretasi lagu rakyat dan penghargaan khusus interpretasi lagu. Kemudian paduan suara Universitas Pancasila mendapat medali emas pada kategori youth choir, medali perak pada kategori folklore. Untuk penghargaan khususnya yang mereka raih adalah interpretasi lagu Canticum novum gubahan Ivo Antogini. Terakhir Yamuger Music School Children's Choir, tim yang memiliki anggota berusia anak-anak 8-15 tahun, meraih medali dan penghargaan pada berbagai kategori, yaitu medali perunggu pada kategori youth choir, dan penghargaan khusus pada kategori ekspresi paling simpatik. -- Sumber : Solopos.

Grup Paduan Suara Indonesia Juarai Perlombaan Internasional

Reposted by Radheya Anggun Feldhit sumber: https://kalteng.antaranews.com/berita/290245/grup-paduan-suara-indonesia-juarai-perlombaan-internasional London (Antaranews Kalteng) – Indonesia mendominasi juara Kompetisi Paduan Suara di Ceko dimana Tim Paduan Suara “Swara Darmagita” dari Universitas Gunadarma menjadi Juara Umum pada Kompetisi Paduan Suara Internasional “Praga Cantat” yang digelar di Praha 2-3 November 2018. Pensosbud KBRI Praha Punjul Setya Nugraha kepada Antara London, Minggu mengatakan Tim Universitas Gunadarma memenangkan “Grand Prix”, sebagai juara umum, pada putaran final Praga Cantat mengalahkan lima tim lainnya yang juga masuk ke putaran final. Pada putaran final, Paduan Suara Universitas Gunadarma menyajikan komposisi “Hela Rotane” dan “Bungong Jeumpa”. Tidak hanya memenangkan Grand Prix sebagai juara umum, Paduan Suara Univesitas Gunadarma juga memenangkan kategori Folklor, medali emas untuk kategori mixed choir, dan penghargaan khusus untuk interpretasi lagu wajib “Deus ex Machina” gubahan Jakub Neske. Punjul Setya Nugraha mengatakan selain paduan suara Universitas Gunadarma, tiga tim paduan suara lainnya dari Indonesia turut serta dalam kompetisi Praga Cantat, yaitu Paduan Suara “Satya Dharma Gita” dari Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Paduan Suara Universitas Pancasila, dan Yamuger Music School Children’s Choir. Dikatakannya keempat tim paduan suara Indonesia juga mendominasi kompetisi dengan memenangkan sejumlah medali di sebagian besar kategori yang dipertandingkan. Paduan Suara Fakultas Hukum Undip mendapatkan tiga medali emas, masing-masing pada kategori folklor, kategori youth choir, female choir, dan penghargaan khusus untuk interpretasi lagu rakyat dan penghargaan khusus interpretasi lagu. Paduan Suara Universitas Pancasila memperoleh medali emas pada kategori youth choir, medali perak pada kategori folklore, dan penghargaan khusus untuk interpretasi lagu “Canticum novum” gubahan Ivo Antogini. Sementara Yamuger Music School Children’s Choir, beranggotakan anak-anak usia 8 – 15 tahun, juga mendapatkan medali dan penghargaan pada berbagai kategori, yaitu medali perunggu pada kategori youth choir dan penghargaan khusus pada kategori ekspresi paling simpatik. Menurut Punjul Setya Nugraha, malam penghargaan, menjadi ajang pengumuman pemenang, seperti dikuasai Indonesia. Nama Indonesia disebut hampir di seluruh kategori dan penghargaan khusus yang diberikan. “Rasa bangga dan senang pun ditunjukkan oleh seluruh peserta dari Indonesia yang secara serempak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Mereka juga membentangkan bendera merah putih. Sontak, sasana tempat berlangsungnya acara di National House of Vinohrady, Praha, seolah menjadi milik mereka,” ujarnya. Aksi spontan anggota keempat tim paduan suara Indonesia ini pun mendapat tepuk tangan meriah dari penonton dan juga peserta negara lain. Dubes RI untuk Ceko, Aulia Rachman menyatakan prestasi yang ditorehkan Paduan Suara Universitas Gunadarma dengan menjadi juara utama dan juga prestasi tim paduan suara lainnya dari Indonesia, semakin mengukuhkan Indonesia sebagai jawara paduan suara di Ceko. Hal ini, menurut Dubes, menunjukkan generasi penerus Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengharumkan nama Indonesia. “Saya selalu senang dan bangga bahwa anak-anak muda mampu tampil di kancah internasional dan mengharumkan nama Indonesia. Diharapkan putra putri Indonesia terus berkarya mengharumkan nama Indonesia. Di tangan mereka, saya yakin Indonesia akan menghadapi masa depan yang gemilang,” ujarnya. Praga Cantat adalah kompetisi paduan suara internasional yang diselenggarakan setiap tahun di Praha. Tahun 2018 penyelenggaraan yang ke-31 dan diikuti 28 kelompok dari 13 negara. sumber: https://kalteng.antaranews.com/berita/290245/grup-paduan-suara-indonesia-juarai-perlombaan-internasional

4 Mahasiswa UI Ini Jadi Jawara Kontes Menyanyi Dunia di Azerbaijan - detikNews

Reposted by Radheya Anggun Feldhit Source https://news.detik.com/berita/d-2592996/4-mahasiswa-ui-ini-jadi-jawara-kontes-menyanyi-dunia-di-azerbaijan Jakarta - Satu lagi, prestasi anak muda Indonesia, kali ini dalam bidang seni. Keempat mahasiswa Universitas Indonesia (UI) ini baru saja menjuarai kontes menyanyi mahasiswa tingkat dunia, UNIVISION 2014 di Baku, Azerbaijan. Keempat mahasiswa UI itu yakni Zainun Najib, Melussa Indah P, Jessica Jane Tampubolon dan Rama Dwiyana Putra. Mereka tergabung dalam VocaGroove, kelompok kegiatan vokal grup yang anggotanya adalah juara menyanyi internal di tingkat kampus UI. Dalam kontes UNIVISION 2014, yang berlangsung Rabu (21/5/2014) lalu, mereka harus bersaing dengan kelompok menyanyi dengan mahasiswa dari 21 negara di Asia, Amerika dan Eropa. Membawakan lagu milik Michael Jackson, Earth Song, mereka memasukkan unsur Indonesia dalam awal lagu yakni berupa Tari Saman Aceh dan di pertengahan lagu berupa sentuhan Tari Kecak dan lagu Janger dari Bali. "Kelompok dari negara lain banyak yang membawakan lagu dalam bahasa nasional mereka. Nah, kita coba penampilan berbeda dan bermakna. Kita bawakan lagu bahasa Inggris agar bisa dimengerti maknanya secara universal. Tapi kami dari Indonesia, jadi lagu itu kami bawakan dengan menambahkan unsur Indonesia di dalamnya," kata sang komposer musik VocaGroove, Dhany Nugraha. Dhanny sendiri ikut ke Azerbaijan memimpin tim dan menjadi juri di kontes menyanyi itu. "Masing-masing negara membawa 5 orang, 4 penyanyi yang syaratnya harus mahasiswa dan 1 orang untuk menjadi juri. Saya tergabung menjadi satu dari 21 juri dari 21 negara itu," kata alumni Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI 2005 ini dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (26/5/2014). Sementara untuk vokal, kostum dan koreografi VocaGroove ditangani rekan Dhany yang juga alumni UI, Ismi Halida. Persiapan yang mereka lakukan satu bulan, setelah mendapatkan kepastian bahwa VocaGroove lolos pendaftaran administrasi dan diberangkatkan atas biaya akomodasi ditanggung semua oleh Pemerintah Azerbaijan. Hasilnya, mereka menyabet juara 1 dalam kontes UNIVISION yang baru digelar dua kali pada tahun 2014 ini dengan nilai tertinggi 161. Selain mendapatkan plakat, mereka juga membawa pulang hadiah uang tunai sebanyak 3 ribu Euro atau sekitar Rp 47 juta. Prestasi ini membuat Dhany dan pegiat VocaGroove makin terlecut untuk berkarya. Dia bersama VocaGroove tertantang kembali untuk mengikuti kontes menyanyi yang kriteria penilaiannya lebih spesifik, seperti kompetisi musik etnik tingkat dunia. "Indonesia ini kaya, banyak potensi yang bisa diolah dan digarap, bisa dilirik oleh mata dunia. Kami menjadikan ini trigger dan penyemangat bisa bersaing mengibarkan bendera merah putih, jujur ikut ajang ini hanya untuk menampilkan yang terbaik, the best," tutur Dhany.

Pencak Silat Tambah Empat Emas, Indonesia Juara Umum ASG 2019

JAKARTA – Kontingen Indonesia berhasil menjadi juara umum ASEAN Schools Games (ASG) 2019 Semarang, Jawa Tengah (Jateng) hingga hari terakhir, Selasa (22/07/2019). Hal itu terjadi setelah Indonesia tidak mungkin lagi dikejar Thailand di posisi kedua dalam daftar perolehan medali. Dengan total 43 medali emas, 34 perak, dan 25 perunggu, Indonesia membawahi Thailand dengan total 33 medali emas, 31 perak, dan 35 perunggu. Sukses Indonesia menjadi juara umum, juga tidak terlepas dari kerja keras para atlet dari cabang olahraga (cabor) pencak silat di Ballroom Hotel Patra, Semarang, sepanjang Selasa (22/07/2019). Dari cabor ini, Indonesia mendapat tambahan empat emas, lewat Azharien Geofaninugrho untuk katagori seni putra, Kyra Andhayu Noer dari kategori seni putri, Atifa Fismawati untuk nomor tanding putri kelas D 51-55 kg putri, serta Amirullah Karim pada nomor tanding kelas F 59-63 kg putra. Azharien mengawali perolehan medali emas cabor pencak silat dengan raihan 461 poin. Ia unggul cukup jauh dari Mohd Mahadir (Brunei Darussalam/447 poin) dan Jerome Negapatan (Filipina/444 poin). Selanjutnya, pundi-pundi emas Indonesia kembali disumbang Kyra dengan raihan 461 Poin. Ia unggul dari Toukta Moukavong (Laos/444 poin) dan Nur Haizatul Farisha (Malaysia/438 poin). Sementara itu, Atifa sukses mengalahkan Ummi Zaite Jabariah (Malaysia) dengan skor telak 5-0. Sedangkan Amirullah mengalahkan Feng Vongphakdy (Laos) dengan skor 5-0. Selain sukses prestasi, Indonesia juga diakui sukses sebagai tuan rumah, seperti yang diungkapkan Wakil ASSC, Ong Kim Soon. “Terima kasih Indonesia telah menyelenggarakan ASEAN Schools Games,” kata Ong Kim Soon yang melihat semua pekerjaan dilalukan dengan sangat baik. Menurutnya, ini hal yang sangat bagus, karena di banyak event olahraga internasional hal ini tidak terjadi. “Tapi karena ini ASEAN Schools Games, kami sangat ingin menyediakan kesempatan bagi anak-anak untuk bertanding. Jadi kami sangat mengapresiasi Indonesia yang melakukan ini semua untuk anak-anak. Saya kira Indonesia fantastis,” tuntasnya. (junius) Reposted by Radheya Anggun Feldhit Source http://poskotanews.com/2019/07/23/pencak-silat-tambah-empat-emas-indonesia-juara-umum-asg-2019/

32 Pesilat Indonesia Ikuti Kejuaraan Pencak Silat Internasional di Belgia

Sebanyak 32 pesilat Indonesia ikut serta dalam Kejuaraan Pencak Silat Internasional Belgia di Schoten, Belgia pada 26-28 April 2019. Dilansir dari Antara, Minggu (28/4/2019), 32 pesilat itu terdiri atas 23 pesilat pria dan 9 pesilat perempuan, yang didampingi 15 ofisial, dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) serta Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Mahasiswa (PPLM) DKI Jakarta. Dalam kejuaraan internasional ke-24 ini, pesilat Indonesia bakal bersaing dengan 124 pesilat internasional dari 11 negara, seperti Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, AS, Inggris, Belanda, Belgia, Jerman, Austria, dan Prancis. Duta Besar (Dubes) RI untuk Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa Yuri O. Thamrin mendapat kehormatan untuk membuka secara resmi turnamen tahunan tersebut. Dia mengapresiasi para pesilat dan ofisial dalam kejuaraan ini. Yuri juga memberikan apresiasi kepada keluarga besar Pieters dan Perguruan Pencak Silat Harimau Belgia sebagai inisiator kejuaraan tersebut, serta kontribusinya dalam mempromosikan olahraga asal Asia Tenggara tersebut di Eropa sejak 1982. Dia menerangkan pencak silat menjadi jembatan untuk memperkuat hubungan persahabatan serta saling pengertian antara Asia Tenggara dan Eropa. KBRI Brussels pun berkomitmen untuk terus mendukung dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memajukan olahraga ini di Benua Biru. Yuri turut menyampaikan optimismenya bahwa pencak silat bisa menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade. Saat ini, salah satu jenis beladiri itu sudah mendapat dukungan dari 49 negara dari total 70-75 dukungan yang diperlukan untuk dapat dibawa ke Olimpiade. Turut hadir dalam acara tersebut Presiden Federasi Pencak Silat Eropa, Presiden Federasi Pencak Silat Asia, dan Wali Kota Schoten. Kejuaraan internasional ini menjadi semacam training ground bagi para pesilat Eropa dan Asia sebelum memasuki kompetisi yang lebih besar. Untuk tim Indonesia khususnya, ajang ini digunakan untuk mempersiapkan diri menghadapi SEA Games di Filipina pada 30 November-11 Desember 2019. Pada ajang yang sama tahun lalu, kontingen Indonesia sukses meraih 6 medali emas, 2 perak, dan perunggu. Salah satu pesilat nasional, Sarah Tria Monita, juga diganjar penghargaan sebagai Atlet Pencak Silat Wanita Terbaik. Reposted by Radheya Anggun Feldhit Source https://sport.bisnis.com/read/20190428/60/916381/32-pesilat-indonesia-ikuti-kejuaraan-pencak-silat-internasional-di-belgia