2011/03/17

Surat dari teman di jepang

by Radheya Anggun Feldhit Dear all,



Alhamdulillah, hari ini hari ke-4 setelah bencana gempa dan tsunami menimpa

Jepang. Kami yg berdomisili di daerah Kansai ( Osaka , Kobe , Kyoto , dsk) dalam

keadaan sehat wal afiat. Semoga seterusnya demikian.



Walaupun beberapa gempa susulan masih dapat dirasakan di daerah yg lokasinya

dekat dgn episentrum gempa. Gempa terakhir dilaporkan terjadi pagi ini di

Ibaraki-ken (sebelah Tokyo) berkekuatan 6 SR. Namun, peringatan akan terjadinya

tsunami di seluruh daerah pantai timur sudah dicabut resmi oleh pemerintah

Jepang sejak malam tadi. Alhamdulillah.



Provinsi Miyagi, terutama kota Sendai, salah satu tempat paling parah yg

mengalami tsunami, sudah mulai berbenah. Di kota ini terdapat salah satu

universitas papan atas Jepang, yaitu Tohoku university. Banyak mahasiswa

Indonesia beserta keluarga mereka tinggal di kota ini. Sampai skrg, mereka yg

selamat masih tinggal di pengungsian: gedung-gedung sekolah, stadium OR, balai

kota, dan tempat lain. Rencananya, secara berangsur-angsur, mereka akan dijemput

dan direlokasikan ke SRIT (Sekolah Rakyat Indonesia di Tokyo) oleh KBRI untuk

mendapatkan perawatan, pelayanan dan pendataan yg lebih memadai....Sendai masih

gelap gulita, dingin luar biasa, dan carut marut penuh dgn sampah akibat

tsunami. Mari kita doakan semua korban agar segera terbebas dari ketakutan dan

kemalangan. Amin.



Efek gempa dan tsunami yg menimpa Jepang kali ini mmg sangat dahsyat. Dampaknya

bagi kehidupan bernegara, jauh lebih besar dibanding dengan yg pernah dialami

Indonesia dgn gempa-tsunami Aceh lalu. Jika dulu, gempa di Aceh hampir tidak

terasa di Jkt, gempa Jepang kali ini mengubah `ritme` kehidupan Tokyo sebagai

pusat pemerintahan dan ekonomi.



Per hari ini, Tokyo dan kota-kota di sekitarnya dilaporkan akan mengalami

pemadaman listrik secara bergilir. Kereta dan subway pun tidak akan beroperasi

secara normal untuk menghemat konsumsi listrik. Ini semuanya terpaksa dilakukan

karena pasokan listrik berkurang sejak meledaknya reaktor no.1 plt nuklir di

Fukushima dan down-nya pendingin reaktor no.2 di plt yang sama. Penumpang

menumpuk di stasiun-satiun kereta. Hampir semuanya terlambat tiba di

kantor/sekolah akibat waktu tempuh yg berlipat menjadi 3 atau 4 kalinya. Namun

demikian, chaos dan kepanikan tidak pernah terlihat di Tokyo, bahkan dalam

keadaan darurat spt ini. Semua org ttp tertib, rapi mengantri dan mendahulukan

org lain. Mereka berprinsip, itu adalah sumbangsih mereka untuk membuat keadaan

tidak bertambah parah. Salut!



Kami, pelajar Indonesia yg sedang kuliah di sini merasakan betul kekaguman luar

biasa untuk bangsa Jepang. Triple bencana (gempa, tsunami, ledakan pltn) yg

dialami mereka skrg tidak membuat mereka hanyut dalam kesedihan atau peratapan

nasib. Yang ada justru sikap saling bahu-membahu, ttp dalam sikap tenang dan

tegar. Falsafah hidup mereka yang `ganbaru` (berjuang sekuat mungkin) menjadi

penguat hati dan generator energi yg paling besar.



Televisi Jepang menyiarkan laporan perkembangan bencana non-stop, terus menurus

tanpa jeda iklan, semenjak hari Jum`at lalu, di seluruh channelnya. Namun tidak

ada iringan lagu sedih, liputan anak menangis, dan lain-lain yg sering kali kita

lihat di liputan bencana ala tv Indonesia. Metode yg bagus sekali untuk tidak

mengkondisikan kesedihan yg berkepanjangan. Di lain sisi, yang disiarkan adalah

imbauan-imbauan pemerintah ttg hal-hal apa saja yg harus diperbuat untuk

kebaikan bersama. Seperti menghemat listrik dgn meminimalisasi penggunaan alat

elektronik, meng-unplug kabel, dll. Juga diajarkan cara-cara untuk survive spt

menggunakan air scr hemat, merakit kompor sendiri, dll. Disiarkan juga

nomer-nomer call center yg bisa dihub 24 jam, rs darurat, pemadam kebakaran,

dll...Dan yang lebih mengharukan adalah kesungguhan para pemimpin mereka untuk

melayani rakyat yg sedang kesusahan!



Perdana menteri Naoto Kan selalu muncul di tv menggunakan baju lapangan spt org

para pekerja. Semua mentri pun demikian. Dilaporkannya apa yg sudah ditempuh

sampai hari ini, apa saja yg berhasil ditanggulangi, apa rencana ke depan,

berapa jumlah korban teridentifikasi dll. Wajahnya tampak jelas kelelahan. Tapi

suara dan isi pidatonya selalu mengugah semangat rakyat untuk terus berjuang,

gambaru bersama-sama. Aduhai, alangkah bahagianya rakyat Jepang dipimpin

orang-orang yg dapat dipercaya!



Tabik kami untuk mereka, bangsa Jepang dan para pemimpin mereka yg amanh,

setulus-tulusnya...



Demikian up date dari Osaka kali ini. Mohon doa dari kawan-kawan semua. Mohon

maaf bila ada yg kurang berkenan..



Salam,

Nur Rahadiani

Department of Histopathology (C3)

Graduate school of Medicine ,

Faculty of MedicineOsaka University,

JAPAN