by Radheya Anggun Feldhit
TEORI ETKA
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.
Teori Etika
Ada 2 (dua) macam teori etika yaitu :
1.Etika Teologi yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang
hendak dicapai dengan tindkan itu, atau berdsarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik,atau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Misalnya : mencuri sebagai etika teleology tidak dinilai baik atau buruk. berdasarkan tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuandan akibat dari tindakan itu. JIka tujuannya baik, maka tindkan itu dinilai baik. Contoh seorang anak mencuri untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit, tindakan ini baik untuk moral kemanusian tetapi dari aspek hukum jelas tindakan ini melanggar hukum. Sehingga etika teologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam situasi sebagaimana dimaksudkan.
Filosofinya;
a.Egoism perilku yang dapat diterima tergantung pada konsekwensinya.
Memaksimalkan kepentingan kita terkait erat dengan akibat yang kita terima.
b.Utilitarianism semakin tinggi kegunaannya maka semakin tinggi nilainya.
2.Teori Deontologi yaitu : berasal dari bahasa Yunani , “ Deon “ berarti tugas dan logos berarti
pengetahhuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakanyang dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri. Dengan kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindkan itu. Contoh : jika seseorang diberi tugas dan melaksanakanny sesuai dengan tugas maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas.
Deontologi difokuskan pada hak individu.
Tiga tahap menilai etika itu benar apa tidak;
1) Apakah menguntungkan.
2) Apakah orang respek dengan tindakan kita.
3) Apakah manfaatnya terdistribusikan secara benar/adil.
Apakah kegiatan Bisnis : Sebuah Profesi Etis ?
Apakah bisnis merupakan sebuah profesi ? Profesi seperti apakah itu ? Apakah sebuah profesi yang etis ? atau sebuah profesi yang tidak baik ? Apakah bisnis harus dengan menipu ? Bisnis tidak sepenuhnya merupakan sebuah profesi yang kurang baik, sebagaimna yang mungkin dianggap oleh kebanyakan orang. Justru sebaliknya bisnis dapat menjadi sebuah profesi yang etis dan baik secra moral.
Bisnis dapat menjadi profesi yang etis, sejauh dan asalakan ditunjang oleh sitem politik ekonomi yang mengenal aturan yang jelas dan fair, disertai dengan kepastian keberlakuan aturan itu, bisnis dapat berkembang secara optimal menjadi sebuah profesi yang etis. Hal ini berarti, yang dibutuhkan untuk menegakkan bisnis sebuah profesi yang etis adalah prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik, tetapi juga sebuah kerangka legal politis yang kondusif untuk bisnis yang baik. Perangkat legal politis ini terdiri dari aturan hukum yang mengatur kegiatan bisnis semua pihak secara Fair dan baik disertai dengan sebuah sistem pemerintahan yang adil dan efektif dlam meneggakkan aturan bisnis yang fair tadi. Tanpa itu bisnis hanyakan menjadi sebuat profesi yang tidak baik / kotor , penuh tipu daya, penuh intrik, kecurangan dan sebagainya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment