2011/03/13

Cinta tanah air adalah hadist palsu!?

by Radheya Anggun Feldhit Ada sebuah kalimat yang sering disebut – sebut sebagai hadits Nabi –Shollallohu ‘Alayhi wa Sallam- di dalam majelis – majelis. Kalimat itu sangat populer dikalangan masyarakat awam dan para Ulama yang bukan ahli hadits.





Lengkapnya berbunyi :

“Hubbul wathoni minal Imaan (Cinta tanah air sebagian dari iman)”





Akan tetapi para Ulama’ Ahli hadits (muhaditsin) menilai dan sepakat bahwa itu adalah HADITS PALSU (Maudhu’) karena Rasulullah –Shollallohu ‘Alayhi wa Sallam- tidak pernah mengatakan seperti itu.





Imam As-Suyuti dan Al-Sakhowi berpendapat “lam ‘aqif ‘alayh (Saya tidak menemukannya)”. kalimat lam ‘aqif ‘alayh di dalam ulumul hadits (ilmu hadits) dikenal sebagai istilah untuk hadits maudhu’ (palsu).





Imam Hasan ibn Muhammad Al-Shaghani yang mengarang kitab al-Masyariq seperti dinukil oleh Imam Al-Ajluni juga menegaskan bahwa hadits tersebut maudhu’ (palsu). Begitu juga dengan Imam Darwisy Al-Hut.





Bahkan Ali Al-Qari berpendapat bahwa hadist itu tidak ada kaitannya antara cinta tanah air dan keimananan, dan itu aneh sekali.





“Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka.” (An-Nisaa’ : 66)





Menurut Al-Qari, ayat ini menunjukkan orang – orang munafiq itu mencintai tanah air mereka dan mereka tidak beriman (kafir). Karenanya tidak ada kaitannya antara cinta tanah air dan keimanan.





Sama kita tau bahwa hadits palsu HARAM untuk disebarkan bagi yang tau dan HARAM masuk ke dalam majelis – majelis.





Rasulullah –Shollallohu ‘Alayhi wa Sallam- bersabda, “Sungguh, kedustaan atas namaku tidaklah seperti dusta atas nama selainku. Barangsiapa yang dengan sengaja berdusta atas namaku maka hendaknya ia menempati tempatnya di dalam NERAKA!” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 3)





Dan sangat diharamkan jika kita menyampaikan suatu hadits yang kita tau bahwa itu hadits palsu yang tidak bersumber dari Rasulullah –Shollallohu ‘Alayhi wa Sallam-.





Sebagaimana beliau –Shollallohu ‘Alayhi wa Sallam- bersabda,

“Barangsiapa yang meriwayatkan dariku sebuah hadits , sedang ia tau bahwa hadits itu BOHONG, maka ia TERMASUK ORANG – ORANG PENDUSTA.” (HR. Muslim no. 4 dan Tirmidzi no. 2664)



Bahkan sekarang banyak yang mengatakan perkataan para Shahabat (atsar) tanpa sanad, padahal sanad dalam ilmu hadits sangat penting. Mereka mengatakan Abu Bakar berkata begini, Umar berkata begini, Utsman berkata begini dan Ali berkata begitu, tapi tanpa sanad.



Imam Abdullah bin Al-Mubarok –Rahimahulloh- seorang Tabi’in pernah berkata, “Sanad itu bagian dari agama. Seandainya tidak ada sanad, niscaya siapapun akan berbicara semaunya.” (Mqoddimah Shohih Muslim)



Semoga Alloh mengampuni ‘Ulama tsiqah pendahulu kita di Indonesia maupun luar Indonesia yang tidak sengaja menyebarkan / menukil hadits ataupun atsar palsu di dalam kitab – kitabnya (saya tidak akan menyebutkan nama mereka satu persatu).

No comments:

Post a Comment